foto
Sabtu, 21 Mei 2011
kelas:XI-BHS
Biografi budi utomo
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Pada masa kepemimpinan Noto Dirodjo budi utomo mengalami perkembangan yang sangat pesat karena kepemimpinannya yang sangat kuat. Berkat pengaruh noto dirodjo pengertian "tanah air indonesia" semakin melekat dan bisa diterima oleh masyarakat jawa Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi utomo pada saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM yang memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya. Biasanya anak sekolah tersebut menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi Oetomo). Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang organisasi jaman dulu, bukan yang STM.
Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia.
Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah Hidia Belanda sebagai mana berikut ini :
1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi.
2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.
3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera.
8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang sah karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yakni :
1. Mengalami kesulitan dinansial
2. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.
3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
Makna Kebangkitan Nasional setelah 66 tahun Indonesia Merdeka
102 tahun yang lalu, tanggal 20 Mei digalang kekuatan oleh para pemuda di wilayah nusantara ini untuk menyatukan tekad “bangkit dari keadaan sebagai negeri terjajah”
Rentetan perjuangan dengan gelimpangan perngorbanan yang tak terhitung berujung pada tercapainya tujuan “merdeka”. 17 Agustus 1945 kita sampai pada satu “titik” bahwa “wilayah kami” tidak lagi terjajah. Kami sudah menjadi bangsa MERDEKA.
66 tahun sudah berlalu, Kami sudah BANGKIT. Infrastruktur sudah lengkap, sekolah sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan, masyarakat sudah menikmati listrik, telepo bahkan internet
serta seabreg kemajuan yang Kami bangun sejak Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga kini ……
Terhadap kemajuan Pembangunan Fisik, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pemerataan (kecuali kawasan tertentu terutama di Timur Indonesia) sangat diakui bahwa Indonesia yang sejak 17 Agustus 1945 telah merdeka kini menjadi Negara Berkembang yang sangat diperhitungkan.
Tapi bangaimana dengan Moral masyarakat bangsa ini? baik rakyat biasa maupun yang jadi pejabat?
Inilah yang mungkin dan pasti pada moment KEBANGKITAN NASIONAL tahun ini perlu menjadi bahan renungan.
Pertama, masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi ekonomi bahkan lebih celaka lagi banyak di antara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. Ini terbuktu dari berbagai program yang digulirkan berujung pada kegagalan karena bantuan yang diberikan selalu “dimusnahkan” ketika sudah diterima bukan “digulirkan”.
Kedua, Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan “mengantongi” ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Kondisi ini melahirkan generasi yang “penuh dengan tanda tanya” yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini mungkin setara dengan lulusan “SD” di negara maju. ini sangat parah …. meskipun ga semuanya ……. Belum lagi pendidikan belum melahirkan generasi yang bermoral baik, terbukti …..
Ketiga, Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya “do the best”, kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya kolusi serta kongkalingkong dengan pejabat.
Keempat, Para pejabat yang memililki kewenangan banyak yang menyalahgunakannya, tidak menganggap bahwa jabatan dan kewenangannya sebagai amanat dan memaknai bahwa dirinya adalah pelayan bagi masyarakat. Penyalahgunaan wewenang, Kolusi, Korupsi, Nepotisme menghiasi keseharian pemerintahan negeri ini. Kini…… slogan good governance dan excellent service hanya jadi slogan.
Kelima, keenam, ketujuh ……… terlalu banyak yang harus diungkap.
Besok, 20 Mei 2011 adalah Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan sejarah. Akankah hanya dijadikan seremonial belaka hanya sekedar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus BANGKIT untuk memperbaiki:
- Moral masyarakat dan pejabat.
- Sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral.
- Tatanan kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat.
- Sistem pemerintahan yang bersih dan amanah.
- Keterpurukan bangsa ini menjadi Bangsa yang Maju dan diperhitungkan.
Kekuasaan kaisar meiji
Zaman Meiji (明治 Meiji?) (25 Januari 1868 - 30 Juli 1912) adalah salah satu nama zaman pemerintahan kaisar Jepang sewaktu Kaisar Meiji memerintah Jepang, sesudah tahun Keiō (慶応?) dan sebelum zaman zaman Taishō (大正?). Ibu kota pemerintahan dipindahkan dari Kyoto ke Tokyo.
Pada 3 Februari 1867, Putra Mahkota Mutsuhito yang waktu itu berusia 15 tahun naik tahta untuk menggantikan ayahnya, Kaisar Kōmei. Nama zaman semasa Kaisar Meiji disebut zaman Meiji. Restorasi Meiji yang terjadi 1868 mengakhiri kekuasaan feodal Keshogunan Tokugawa.
Kebijakan dasar pemerintah Meiji dinyatakan dalam Sumpah Tertulis Lima Pasal tahun 1868. Isinya berupa pernyataan umum pemimpin Meiji dengan maksud mendorong moral dan dukungan keuangan bagi pemerintah yang baru. Isi kelima pasal tersebut ditafsirkan berbeda-beda, namun intinya kurang lebih adalah:
1. Pembentukan dewan secara luas di berbagai daerah, semua persoalan penting dimusyawarahkan bersama
2. Semua kalangan, atas dan bawah, harus bersatu dalam menjalankan urusan negara.
3. Rakyat biasa, begitu pula pejabat pusat dan militer, harus diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang diingini sehingga tidak mereka tidak bosan.
4. Kebijakan lama yang buruk ditinggalkan, dan semuanya dibiarkan berdasarkan hukum alam.
5. Pengetahuan harus dicari hingga ke seluruh dunia demi memperkuat fondasi kekuasaan kekaisaran.
Pemerintah Meiji memberi jaminan kepada kekuatan-kekuatan asing bahwa negaranya akan mematuhi perjanjian yang dibuat Keshogunan Tokugawa, dan menyatakan dirinya negaranya akan mematuhi hukum internasional.
Setelah penghapusan sistem domain, daimyo secara sukarela menyerahkan tanah kepemilikan dan catatan sensus mereka. Para daimyo mendapat tugas baru sebagai gubernur. Pemerintah pusat menanggung pengeluaran daerah dan membayar gaji samurai. Sistem domain (han) diganti menjadi sistem prefektur pada 1871, dan kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat. Pejabat dari bekas Domain Satsuma, Domain Chōshū, Domain Tosa, dan Domain Hizen ditugaskan mengisi pos-pos kementerian.
Restorasi Meiji (明治維新 Meiji-ishin?),
dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir Zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.
Pembentukkan Aliansi Sat-cho, yaitu antara Saigo Takamori, pemimpin Satsuma, dengan Kido Takayoshi, pemimpin Choshu, adalah titik awal dari Restorasi Meiji. Aliansi ini dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar.
Keshogunan Tokugawa resmi berakhir pada tanggal 9 November 1867, ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu "memberikan kekuasaannya ke Kaisar" dan 10 hari kemudian mundur dari jabatannya. Titik ini adalah awal "Restorasi" kekuasaan imperial. Walau begitu, Yoshinobu masih tetap memiliki kekuasaan yang signifikan.
Kemudian pada Januari 1868, dimulailah Perang Boshin (Perang Tahun Naga), yang diawali Pertempuran Toba Fushimi, dimana tentara yang dipimpin Choshu dan Satsuma mengalahkan tentara mantan shogun, dan membuat Kaisar mencopot seluruh kekuasaan yang dimiliki Yoshinobu. Sejumlah anggota keshogunan melarikan diri ke Hokkaido dan mencoba membuat negara baru, Republik Ezo, tapi usaha ini digagalkan pada penyerbuan Hakodate, Hokkaido. Kekalahan tentara mantan shogun adalah akhir dari Restorasi Meiji; dimana semua musuh kaisar berhasil dihancurkan
.Proses terbentuknya zaman Meiji diawali dengan sebuah gerakan pembaruan yang dikenal dengan Restorasi Meiji (Meiji Ishin). Restorasi Meiji berlangsung dari tahun 1866 M sampai 1869 M (dari akhir zaman Edo sampai awal zaman Meiji). Restorasi ini timbul akibat dibukanya Jepang kepada kapal-kapal dari barat yang dipimpin oleh perwira Angkatan Laut Amerika Serikat, Matthew Perry. Pembentukan aliansi Sacchō (Satsuma-Chōshū) pada tahun 1866 M yang dicetuskan oleh Sakamoto Ryōma adalah titik awal restorasi Meiji. Tujuannya adalah melawan keshōgunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan pada kaisar
Setelah Tokugawa Yoshinobu memberikan kekuasaan dan mundur dari jabatannya (tahun 1867 M), setahun kemudian pecahlah perang Boshin (perang Toba-Fushimi). Perang ini timbul karena ketidakpuasan Yoshinobu terhadap pemerintah baru yang tidak memberikan kedudukan penting bagi Yoshinobu dan tanah dikembalikan kepada istana. Satsuma dan Chōshū dari pihak pemerintahan baru berhasil mengalahkan tentara Yoshinobu. Kemenangan pemerintah baru tersebut membuat kaisar mencopot seluruh kekuasaan Yoshinobu.
Pada akhir restorasi Meiji, kota Edo yang masih kacau karena pemberontakan atas pelarangan agama Kristen diubah namanya menjadi kota Tōkyō. Dan nama zamannya diganti zaman Meiji, sesuai nama kaisar yang memimpin pada saat itu. Meiji berarti ”pencerahan”. Kemudian ibukota dipindah dari Kyōto ke Tōkyō.
Zaman Meiji dimulai setelah kaisar Mutsuhito naik takhta dan memerintah Jepang (25 Januari 1868 - 30 Juli 1912). Kaisar Mutsuhito kemudian berganti nama menjadi kaisar Meiji. Kaisar Meiji mengumumkan rencana politik pemerintahan baru yang dikenal dengan ”5 pasal dekrit” yang meliputi:
- Pembentukan dewan-dewan legislatif.
- Pelibatan semua golongan masyarakat dalam mengadakan hubungan antar negara.
- Penarikan kembali aturan perpajakan dan pembatasan kelas dalam pekerjaan.
- Penggantian ”tradisi setan” dengan ”hukum alam”.
- Pengiriman utusan ke Eropa dan Amerika untuk mempelajari ilmu barat dan memperkuat fondasi hukum pemerintahan Meiji.
Pengeluaran dekrit itu dilakukan dengan bersumpah kepada dewa. Maksud dari dikeluarkannya dekrit itu adalah untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Jepang akan membangun negaranya dengan menuntut ilmu pengetahuan. Dengan kembalinya kekuasaan ke tangan kaisar Jepang bermaksud membentuk negara yang berorientasi ke Shintōisme seperti 1000 tahun yang lalu.
Pada tahun 1871 M tanah kekuasaan para Daimyō (Han) dihapuskan dan membagi negeri dengan sistem prefektur (Ken). Dari pusat dikirimkan pegawai pemerintahan untuk mengurus tiap-tiap Ken yang disebut Haihanchiken. Pajak dikumpulkan oleh pemerintah dan pegawai pemerintah menerima gaji dari pemerintah. Kemudian pemerintah memperbarui cara pemungutan pajak dari petani yang disebut Chisokaisei. Pemerintah memberikan sertifikat tanah kepada pemilik tanah, kemudian pajak diganti dalam bentuk uang kontan. Anak laki-laki pemilik tanah diwajibkan meninggalkan desa dan menjadi buruh pabrik atau mengikuti wajib militer di kota. Wajib militer ditetapkan sejak tahun 1873 M dan diwajibkan bagi anak laki-laki berumur lebih dari 20 tahun.
Karena wajib militer diberlakukan, para samurai merasa kecewa. Wajib militer adalah sistem dari barat (tentara dilatih oleh Perancis), dan samurai benci hal yang berasal dari barat. Akhirnya pada tahun 1877 M Takamori Saigō memimpin pemberontakan samurai di Kyūshū. Pertempuran militer melawan samurai tersebut memakan banyak korban di kedua belah pihak. Tapi karena Jepang mengadakan wajib militer, tentara Jepang dapat menyusun kembali pasukannya sedangkan para samurai tidak. Pemberontakan ini berakhir pada tanggal 24 September 1877 dengan terbunuhnya Takamori Saigō.
Pada zaman Meiji, pemerintah menetapkan Shimin Hyōdō yaitu persamaan empat strata sosial Kōzoku (keluarga kaisar), Kazoku (bangsawan istana dan feodal), Shizoku (militer), dan Heimin (petani, pekerja, dan pedagang).
Di bidang pendidikan, pada tahun 1872 M pemerintah menetapkan sistem pendidikan baru. Semua golongan masyarakat dapat mengenyam pendidikan. Kemudian pada tahun 1890 M wajib belajar 6 tahun dicanangkan. Universitas-universitas juga mulai didirikan.
Pada tahun 1875 M diadakan Konferensi Osaka yang menghasilkan keputusan bahwa reorganisasi pemerintahan ditujukan kepada Genrōnin (dewan tetua) yang indepanden.
Pada tahun 1881 M lahirlah pergerakan demokrasi yang melahirkan partai-partai seperti Rikken Jiyutō (Partai Liberal), Rikken Kaishintō (Partai Konstusional Progresif), Rikken Taiseitō (Partai Imperial). Pada tahun 1885 M bentuk pemerintahan diganti dengan sistem kabinet dan Ito Hirobumi sebagai Perdana Menteri. Pada masa imperial ini diproklamasikan UUD kekaisaran Jepang (Konstitusi Meiji) pada tanggal 11 Februari 1889. Konstitusi Meiji menjamin peran politik kaisar secara nyata (walaupun pada akhirnya kekuasaan kaisar dikendalikan oleh dewan tua/Genrōnin). Jepang juga mengadopsi sistem Parlemen seperti di Eropa yang disebut Diet. Pada tahun 1890 M untuk pertama kalinya diadakan pemilihan wakil rakyat, tetapi hanya orang yang berusia 25 tahun keatas yang dapat memilih, peserta pemilih saat itu hanya sekitar 1% saja.
Pada tahun 1880-an Jepang mengalami krisis ekonomi karena adanya pengeluaran besar yang diikuti dengan reformasi sistem mata uang dan pembentukan Bank of Japan.
Pemerintah Meiji menginginkan negaranya sejajar dengan negara barat. Untuk itu pemerintah membeli mesin-mesin dan teknologi canggih dari Amerika dan Eropa. Pemerintah mendirikan pabrik-pabrik, membangun rel kereta api, menetapkan Yen, Sen, dan Rin sebagai mata uang baru. Di dalam kehidupan sehari-hari diberlakukan kalender sistem matahari (Gregorian), misalnya 1 hari ada 24 jam, 1 minggu ada 7 hari, dll. Akhirnya sistem barat pun diterima. Diberlakukan kebebasan beragama sehingga agama Kristen pun diakui.
Pada tahun 1894 M, di Korea terjadi pemberontakan petani. Pemerintah Korea memohon kepada Dinasti Chin agar mengirimkan pasukan militernya. Mengetahui hal tersebut, Jepang pun mengadakan ekspansi sehingga timbullah perang Jepang-Cina (Nisshin Sen). Jepang menang atas Cina. Kemudian setahun berikutnya ditandatangani perjanjian Shimonoseki. Jepang wajib membayar ganti rugi perang yang tinggi. Jepang juga memperoleh Taiwan dan semenanjung Liotung. Tapi Jepang pada akhirnya mengembalikan Semenanjung Liotung setelah Rusia, Perancis, dan Jerman menuntutnya.
Setelah itu, karena Jepang ingin melakukan ekspansi dari Korea ke Cina dan Rusia ingin mengadakan ekspansi dari Manchuria ke Korea, timbul perentangan antara Jepang dan Rusia. Di lain pihak, karena terjadi pertentangan antara Inggris dan Rusia di Asia, maka Inggris dan Jepang berjanji untuk saling menolong dan membuat Aliansi Jepang-Inggris (Nichie Dōmei) pada tahun 1902 M. Kemudian tahun 1904 M dimulailah perang Jepang-Rusia. Atas perantara presiden Amerika, pada tahun 1905 M Rusia dan Jepang menandatangani perjanjian Porstmouth dan berakhirlah perang kedua negara tersebut.
KEBUDAYAAN
Pada zaman Meiji kebudayaan barat berkembang dengan pesat. Gaya hidup baru yang mencakup bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, sandang, pangan, papan adalah kebudayaan barat yang baru yang disebut Bunmei Kaika (pencerahan peradaban). Memotong rambut kucir menjadi pendek dan memakai pakaian barat telah menjadi gaya hidup baru. Daging sapi yang sebelumnya tidak pernah dimakan oleh orang Jepang akhirnya mulai banyak dimakan dan banyak restoran Sukiyaki didirikan.
Di bidang sastra, Jepang juga mulai melangkah menuju modern. Tokoh-tokoh sastra yang muncul pada zaman ini antara lain:
- Subouchi Shōyō, dengan bukunya ”Shōsetsu Shinzui”.
- Futabatei Shimei, dengan novelnya ”Ukigumo”.
- Yōda Rohan, dengan novelnya ”Goshūnokō”.
- Ozaki Kōyō, dengan novelnya ”Konjiki yasha”.
- Higuchi Ichiyō, dengan novelnya ”Takekurabe”, ”Nigorie”, ”Jūsan-ya”.
- Shimazaki Tōson, dengan novelnya ”Haikai”, ”Yoakemae”.
- Tayama Katai, dengan novelnya ”Futon”.
- Mori Ōgai, dengan novelnya ”Takasebune”, ”Saigo no Ikku”.
- Natsume Sōseki, dengan novelnya ”Wagahai wa neko de aru”, ”Bocchan”, ”Kusamakura”, ”Kokoro”.
- Ishikawa Takabaku, dengan pantunnya ”Ichiaku no Suna”, ”Kanashiki Gangu”.
- Masaoka Shiki, dengan Haiku dan Tankanya yang diterbitkan dalam majalah ”Hototokisu”.
- Yosano Akiko, dengan Tankanya yang diterbitkan dalam majalah ”Myōjō”.
PENINGGALAN
Peninggalan pada zaman ini dapat dilihat dari bidang pendidikan yaitu didirikannya universitas universitas seperti:
- Universitas Tōkyō Igakkō pada tahun 1877 M (pada tahun 1898 M berganti nama menjadi Universitas Teikoku, dan pada tahun 1945 M berganti nama menjadi Universitas Tōkyō.)
- Keiō Gijuku ( yang kemudian berganti nama menjadi Universitas Keiō) yang didirikan oleh Fukuzawa Yukichi.
- Universitas Dōshisha yang didirikan Niijima Jō.
- Sekolah Kejuruan Tōkyō (kemudian berganti nama menjadi Universitas Waseda) yang didirikan oleh Ookuma Shigenobu.
Setelah tahun 1890 M, industri modern Jepang memajukan mekanisasi di bidang industri pemintalan kertas, industri pemintalan sutra. Tahun 1901 M Jepang selesai membangun pabrik besi baja dan terbentuklah dasar dari industri berat. Jepang juga mulai membuat kapal dan mesin-mesin industri. Peninggalan lainnya adalah jalur telegraf Tōkyō-Yokohama (tahun 1869 M), pos (tahun 1871 M), jalur kereta api Tōkyō-Yokohama (tahun 1872 M), jembatan besi Azuma (tahun 1887 M). Revolusi industri tersebut mengakibatkan meningkatnya kapitalisme dan timbulnya persoalan dalam masyarakat feodal.
kelas:XI-BHS
Biografi budi utomo
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Pada masa kepemimpinan Noto Dirodjo budi utomo mengalami perkembangan yang sangat pesat karena kepemimpinannya yang sangat kuat. Berkat pengaruh noto dirodjo pengertian "tanah air indonesia" semakin melekat dan bisa diterima oleh masyarakat jawa Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi utomo pada saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM yang memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya. Biasanya anak sekolah tersebut menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi Oetomo). Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang organisasi jaman dulu, bukan yang STM.
Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia.
Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah Hidia Belanda sebagai mana berikut ini :
1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi.
2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.
3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera.
8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang sah karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yakni :
1. Mengalami kesulitan dinansial
2. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.
3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
Makna Kebangkitan Nasional setelah 66 tahun Indonesia Merdeka
102 tahun yang lalu, tanggal 20 Mei digalang kekuatan oleh para pemuda di wilayah nusantara ini untuk menyatukan tekad “bangkit dari keadaan sebagai negeri terjajah”
Rentetan perjuangan dengan gelimpangan perngorbanan yang tak terhitung berujung pada tercapainya tujuan “merdeka”. 17 Agustus 1945 kita sampai pada satu “titik” bahwa “wilayah kami” tidak lagi terjajah. Kami sudah menjadi bangsa MERDEKA.
66 tahun sudah berlalu, Kami sudah BANGKIT. Infrastruktur sudah lengkap, sekolah sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan, masyarakat sudah menikmati listrik, telepo bahkan internet
serta seabreg kemajuan yang Kami bangun sejak Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga kini ……
Terhadap kemajuan Pembangunan Fisik, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pemerataan (kecuali kawasan tertentu terutama di Timur Indonesia) sangat diakui bahwa Indonesia yang sejak 17 Agustus 1945 telah merdeka kini menjadi Negara Berkembang yang sangat diperhitungkan.
Tapi bangaimana dengan Moral masyarakat bangsa ini? baik rakyat biasa maupun yang jadi pejabat?
Inilah yang mungkin dan pasti pada moment KEBANGKITAN NASIONAL tahun ini perlu menjadi bahan renungan.
Pertama, masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi ekonomi bahkan lebih celaka lagi banyak di antara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. Ini terbuktu dari berbagai program yang digulirkan berujung pada kegagalan karena bantuan yang diberikan selalu “dimusnahkan” ketika sudah diterima bukan “digulirkan”.
Kedua, Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan “mengantongi” ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Kondisi ini melahirkan generasi yang “penuh dengan tanda tanya” yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini mungkin setara dengan lulusan “SD” di negara maju. ini sangat parah …. meskipun ga semuanya ……. Belum lagi pendidikan belum melahirkan generasi yang bermoral baik, terbukti …..
Ketiga, Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya “do the best”, kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya kolusi serta kongkalingkong dengan pejabat.
Keempat, Para pejabat yang memililki kewenangan banyak yang menyalahgunakannya, tidak menganggap bahwa jabatan dan kewenangannya sebagai amanat dan memaknai bahwa dirinya adalah pelayan bagi masyarakat. Penyalahgunaan wewenang, Kolusi, Korupsi, Nepotisme menghiasi keseharian pemerintahan negeri ini. Kini…… slogan good governance dan excellent service hanya jadi slogan.
Kelima, keenam, ketujuh ……… terlalu banyak yang harus diungkap.
Besok, 20 Mei 2011 adalah Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan sejarah. Akankah hanya dijadikan seremonial belaka hanya sekedar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus BANGKIT untuk memperbaiki:
- Moral masyarakat dan pejabat.
- Sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral.
- Tatanan kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat.
- Sistem pemerintahan yang bersih dan amanah.
- Keterpurukan bangsa ini menjadi Bangsa yang Maju dan diperhitungkan.
102 tahun yang lalu, tanggal 20 Mei digalang kekuatan oleh para pemuda di wilayah nusantara ini untuk menyatukan tekad “bangkit dari keadaan sebagai negeri terjajah”
Rentetan perjuangan dengan gelimpangan perngorbanan yang tak terhitung berujung pada tercapainya tujuan “merdeka”. 17 Agustus 1945 kita sampai pada satu “titik” bahwa “wilayah kami” tidak lagi terjajah. Kami sudah menjadi bangsa MERDEKA.
66 tahun sudah berlalu, Kami sudah BANGKIT. Infrastruktur sudah lengkap, sekolah sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan, masyarakat sudah menikmati listrik, telepo bahkan internet
serta seabreg kemajuan yang Kami bangun sejak Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga kini ……
Terhadap kemajuan Pembangunan Fisik, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pemerataan (kecuali kawasan tertentu terutama di Timur Indonesia) sangat diakui bahwa Indonesia yang sejak 17 Agustus 1945 telah merdeka kini menjadi Negara Berkembang yang sangat diperhitungkan.
Tapi bangaimana dengan Moral masyarakat bangsa ini? baik rakyat biasa maupun yang jadi pejabat?
Inilah yang mungkin dan pasti pada moment KEBANGKITAN NASIONAL tahun ini perlu menjadi bahan renungan.
Pertama, masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi ekonomi bahkan lebih celaka lagi banyak di antara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. Ini terbuktu dari berbagai program yang digulirkan berujung pada kegagalan karena bantuan yang diberikan selalu “dimusnahkan” ketika sudah diterima bukan “digulirkan”.
Kedua, Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan “mengantongi” ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Kondisi ini melahirkan generasi yang “penuh dengan tanda tanya” yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini mungkin setara dengan lulusan “SD” di negara maju. ini sangat parah …. meskipun ga semuanya ……. Belum lagi pendidikan belum melahirkan generasi yang bermoral baik, terbukti …..
Ketiga, Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya “do the best”, kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya kolusi serta kongkalingkong dengan pejabat.
Keempat, Para pejabat yang memililki kewenangan banyak yang menyalahgunakannya, tidak menganggap bahwa jabatan dan kewenangannya sebagai amanat dan memaknai bahwa dirinya adalah pelayan bagi masyarakat. Penyalahgunaan wewenang, Kolusi, Korupsi, Nepotisme menghiasi keseharian pemerintahan negeri ini. Kini…… slogan good governance dan excellent service hanya jadi slogan.
Kelima, keenam, ketujuh ……… terlalu banyak yang harus diungkap.
Besok, 20 Mei 2011 adalah Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan sejarah. Akankah hanya dijadikan seremonial belaka hanya sekedar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus BANGKIT untuk memperbaiki:
- Moral masyarakat dan pejabat.
- Sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral.
- Tatanan kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat.
- Sistem pemerintahan yang bersih dan amanah.
- Keterpurukan bangsa ini menjadi Bangsa yang Maju dan diperhitungkan.
Dalam pemahaman yang berkembang selama ini, kelahiran Budi Utomo pada 1908 menjadi tonggak sejarah nasional Indonesia. Budi Utomo yang didirikan oleh Soetomo dan para mahasiswa Stovia memberikan kontribusi dalam gerakan nasionalnya. Namun sejumlah pihak mempertanyakan organisasi yang berasal dari kaum priyayi ini, karena dianggap tidak sepenuhnya memperjuangkan kaum pribumi. Pihak tersebut menyatakan bahwa Budi Utomo bukanlah gerakan pertama yang mempelopori kebangkitan nasional, melainkan Sarekat Islam yang berdiri sejak 1911. Dalam persoalan pembebasan dan emansipasi, Budi Utomo melibatkan kalangan priyayi di Jawa dan Madura sedangkan Sarekat Islam memperjuangkan emasipasi hak-hak politik dan partisipasi politik rakyat secara luas.
Jika ditelusuri kembali sejarah berdirinya Budi Utomo, organisasi ini berdiri sebagai kebijakan balance of power dari pemerintah kolonial Belanda. Organisasi ini didirikan untuk mengimbangi gerakan kebangkitan pendidikan Islam yang dipelopori oleh Jamiat Kheir yang didirikan pada tahun 1901 di Jakarta, dengan proses yang berliku-liku baru mendapat pengesahan tanggal 17 Juli 1905. Organisasi modern pertama di Indonesia ini didirikan oleh elit Hadrami dan bangsawan Arab dari keluarga sayyid bin Syahab dan al-Masyhur.
Diawali pada tahun 1898, beberapa tokoh dari kalangan masyarakat Arab sepakat untuk membuat suatu perkumpulan yang bertujuan membantu kondisi sosial masyarakat Arab. Berulangkali para tokoh masyarakat Arab mengadakan rapat untuk mewujudkan cita-cita mereka membantu kondisi sosial masyarakat muslim dan rencana mendirikan lembaga pendidikan Islam modern, yang merupakan semangat penolakan mereka terhadap kebijaksanaan kependidikan yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda. Cita-cita tersebut sesuai pula dengan gagasan mufti Betawi sayid Usman bin Abdullah bin Yahya agar ummat Islam membangun suatu lembaga pendidikan agama untuk menangkal kristenisasi melalui sekolah-sekolah negeri
Pada tahun 1901 sebagai langkah permulaan beberapa tokoh masyarakat Arab berinisiatif mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial pendidikan berdasarkan Islam, yang diberi nama Jamiat Kheir. Pada mulanya organisasi ini dimaksudkan sebagai wadah kerjasama dan perlindungan, tapi mencerminkan pula sentimen keagamaan yang kuat dari pendiri-pendirinya, yang selalu siap memberi bantuan pada tiap organisasi dan pergerakan yang condong pada Islam. Karena anggota dan pemimpin organisasi ini pada umumnya terdiri dari orang-orang yang berada, maka mereka dapat menggunakan sebagian besar waktunya untuk perkembangan organisasi tanpa merugikan usaha mereka untuk pencaharian nafkah. Mungkin hal ini pulalah yang menjadi salah satu penyebab utama yang menunjang kemajuan dan perkembangan Jamiat Kheir.
Banyak tulisan-tulisan anggota Jamiat Kheir tentang pergerakan Islam di Indonesia, juga tentang apa yang mereka anggap sebagai penindasan pemerintah Hindia Belanda terhadap penduduk muslim Indonesia. Tulisan-tulisan ini dimuat dalam surat kabar dan majalah di Istanbul, Syria dan Mesir, diantaranya dalam majalah al-Manar. Karena publikasi Jamiat Kheir cukup luas, maka intimidasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda sampai juga ke telinga dunia internasional dan mendapat cukup perhatian dari mereka. Salah satu diantaranya adalah dari pemerintahan Usmani di Turki. Pemerintah Usmani Turki kemudian mengirimkan utusannya ke Batavia, yaitu Abdul Aziz al-Musawi dan Galib Beik. Disebutkan bahwa tujuan kedatangan mereka untuk menyelidiki keadaan kaum muslim di Indonesia.
Dapat dikatakan upaya penyelidikan ini sedikit banyak dipengaruhi juga oleh berita-berita anggota-anggota Jamiat Kheir yang dikirim ke Turki. Namun kedua konsul ini juga mendapatkan tekanan dan intimidasi dari pemerintah Hindia Belanda. Tekanan dan intimidasi dari pemerintahan Hindia Belanda kepada Jamiat Kheir menyebabkan semakin eratnya hubungan persaudaraan antara masyarakat Arab dan masyarakat pribumi Indonesia. Hal ini membuat Belanda menjadi semakin takut dan cemas, apalagi Jamiat Kheir merupakan penghubung antara bangsa Indonesia dengan pemerintah Usmaniyah di Turki yang sangat simpati dengan perjuangan kemerdekaan di Indonesia.
Untuk mengantisipasi dan mengimbangi jiwa nasionalisme Jamiat Kheir, maka atas inisiatif Bupati Serang yang juga anggota organisasi Jamiat Kheir, Ahmad Djajadiningrat, dibangunlah sebuah organisasi imbangan yang juga berada di Batavia. Organisasi tersebut harus dipimpin pula oleh bangsawan karena murid-murid Jamiat Kheir pun ada yang dari kalangan bangsawan Jawa, antara lain Ahmad Dahlan yang kelak menjadi pendiri Muhammadiyah. Hal ini sejalan dengan dugaan Haji Agus Salim yang menyatakan bahwa banyak anggota Budi Utomo sebelumnya adalah anggota Jamiat Kheir.
Adapun nama organisasi tandingannya, menurut Ahmad Djajadiningrat harus sama pula seperti Jamiat Kheir. Untuk itu dipilihlah nama Budi Utomo. Nama ini sebagai pengalihbahasaan dari bahasa Arab ke bahasa Jawa. Jamiat Kheir mempunyai arti ‘perkumpulan yang baik’, kemudian jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa menjadi Budi Utomo. Akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya, jika Jamiat Kheir lebih mengutamakan amal saleh menurut ajaran Islam, Budi Utomo juga mengutamakan laku utama menurut ajaran Jawa.
Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya ‘Api Sejarah’ halaman 346 menulis : ‘apabila Jamiat Kheir mengimani manusia sebagai ciptaan Allah, Sutomo mempercayai manusia sebagai penjelmaan akhir Tuhan. Bila Jamiat Kheir menganjurkan sholat, sebaliknya Sutomo sebagai pendiri Budi Utomo mempercayai dirinya sebagai penjelmaan terakhir dari Tuhan, sesuai ajaran agama Jawa mengajarkan manusia tidak perlu mendirikan shalat’.
Begitu pula dengan berdirinya Sarekat Islam, di mana pendirinya Haji Samanhudi terpengaruh dan terinspirasi oleh jiwa nasionalisme keturunan Arab yang tergabung dalam Jamiat Kheir, membentuk organisasi Sarikat Dagang Islam yang kemudian hari menjadi Sarikat Islam. Peran Jamiat Kheir membantu Sarikat Islam dalam membangkitan perlawanan ekonomi terhadap Cina dibuktikan dengan banyaknya anggota Jamiat Kheir yang menjadi pengurus dan anggota Sarikat Islam.
Robert Van Niel dalam bukunya ‘The Emergence of the Modern Indonesia Elite’ menuliskan bahwa banyak anggota Sarikat Islam sebelum itu adalah anggota Jamiat Kheir. Sekalipun dalam resolusi tahun 1911 diputuskan untuk tidak lagi menerima yang bukan orang Indonesia asli sebagai anggota, tetapi banyak orang Arab tetap menjadi anggota atau aktif bekerja bersama Sarikat Islam. Di Jakarta, begitu hebat membanjirnya pendaftaran anggota Sarikat Islam sehingga pada bulan Maret 1913, untuk sementara penerimaan anggota baru harus dihentikan. Hal ini dimaksudkan agar administrasi tidak menjadi kacau.
Dalam kalangan Sarikat Islam terdapat perhatian yang besar untuk kegiatan pendidikan yang diusahakan oleh Jamiat Kheir. Pada tahun 1913, Jamiat Kheir sering dijadikan tempat rapat-rapat Sarikat Islam di Batavia. Di antara pengurusnya ialah Abdullah bin Husein Alaydrus salah satu pengurus Jamiat Kheir. Dalam kepengurusan Sarikat Islam, ia duduk sebagai ketua dan merupakan donatur utama.
Di luar Jakarta, di distrik Jatinegara dan Kebayoran dalam waktu yang singkat ribuan orang mendaftarkan diri sebagai anggota. Perkembangan yang paling dahsyat dilaporkan dari cabang Tangerang, di sini keanggotaan meningkat dalam waktu sebulan menjadi sepuluh ribu orang. Di Tangerang, ketua Sarikat Islam di pegang oleh sayid Usman al-Saqqaf dan sayid Abdurrahman al-Syatri sebagai komisioner.
Keikutsertaan anggota Jamiat Kheir menunjukkan dukungan masyarakat Arab pada Sarikat Islam. Di antaranya Ali bin Abdurrahman al-Habsyi, seorang ulama terkemuka di Batavia, Ahmad bin Muhammad al-Musawa di Surabaya, Hasan Ali Surati, seorang keturunan Arab yang lama tinggal di Surat India dan pedagang yang memainkan peranan penting di belakang layar dalam kegiatan Sarikat Islam. Menurut Rinkes, (penasehat pemerintah Belanda terhadap masalah-masalah keislaman), pendirian Sarikat Islam dipengaruhi oleh ketergantungan keuangannya pada golongan-golongan Arab yang mampu di Surabaya. Bahkan menurut Korver, HOS Cokroaminoto seorang yang sangat bergantung pada beberapa orang Arab terkemuka di Surabaya.
Dalam laporan rahasia tentang kongres Sarikat Islam di Surabaya pada bulan Juli 1915 dari Dr. Hazeu dikatakan bahwa ‘pengaruh Arab atas perkumpulan ini, atau lebih tepat atas pengurus besarnya tampaknya juga cukup meningkat’. Selama kongres itu, di antara orang yang sangat menonjol peranannya menurut Dr. Hazeu adalah Hasan bin Semith, seorang keturunan Arab. Hasan bin Semith ditempatkan pula dalam comisaris centraal Sarikat Islam tahun 1915.
Di bidang jurnalistik, perjuangan Jamiat Kheir ditandai dengan diterbitkannya surat kabar Oetoesan Hindia dengan HOS Cokroaminoto sebagai pemimpin redaksi, dan juga membiayai berdirinya surat kabar Medan Priyai yang dipimpin oleh Raden Mas Tirtoadisuryo, di samping melakukan korespondensi dengan surat-surat kabar dan majalah-majalah di luar negeri seperti di Istambul Turki yang banyak memuat berita-berita dan gerakan-gerakan Islam di Indonesia. Misalnya majalah al-Manar memperoleh informasi mengenai gerakan-gerakan Islam di Indonesia dari perkumpulan Jamiat Kheir. Tidak heran jika pemerintah kolonial Belanda mengawasi dengan ketat aktivitas perkumpulan itu.
Jamiat Kheir telah menunjukkan perlawanan kepada pemerintah melalui artikel-artikel para anggotanya pada harian di luar negeri khususnya negara-negara Arab. Kedatangan utusan Turki menunjukkan bahwa Jamiat Kheir sebagai perkumpulan yang didirikan oleh keturunan Arab memang menjalin hubungan dengan kekhalifahan Turki. Hal ini menunjukkan pula bahaya Pan Islamisme dari Jamiat Kheir di mata pemerintah. Perkumpulan Jamiat Kheir ini dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial Belanda, karena pengaruhnya dapat membangkitkan semangat Islam, semangat jihad fisabilillah di kalangan kaum muslimin Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penekanan-penekanan terhadap anggota Jamiat Kheir. Pada tahun 1917 dilakukan penangkapan dan interogasi terhadap tokoh Jamiat Kheir dan beberapa diantaranya kemudian dipenjarakan.
Pada akhirnya di tahun 1918 pemerintah memutuskan bahwa Jamiat Kheir sebagai organisasi yang didirikan oleh warga Timur Asing dilarang terlibat dalam kegiatan organisasi warga Indonesia. Dan ditekankan bahwa izin berdiri Jamiat Kheir dapat dicabut sewaktu-waktu. Menyadari kecurigaan pemerintahan terhadap perkumpulan dan penekanan-penekanannya, Jamiat Kheir kemudian mengambil strategi untuk kembali dalam Anggaran Dasarnya, khususnya dalam masalah pendidikan. Karena Jamiat Kheir sebagai perkumpulan sosial telah dicurigai pemerintah akibat kegiatan politiknya, maka pada tanggal 17 Oktober 1919 dilakukan perubahan bentuk perkumpulan menjadi yayasan pendidikan. Pada tanggal tersebut Jamiat Kheir berubah menjadi Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan School Djameat Geir, tertanggal 17 Oktober 1919 yang dimuat dalam akta nomor 143 notaris Jan Willem Roeloffs Valk di Jakarta. Sejak saat itu kegiatan Jamiat Kheir dilakukan melalui wadah Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir.
Melihat peran dan kiprah Jamiat Kheir dalam gerakan kebangkitan kesadaran nasional Indonesia, mengapa kabinet Hatta (1948-1949) menetapkan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional, padahal jelas-jelas organisasi tersebut menolak pelaksanaan cita-cita persatuan Indonesia dengan menolak sistem penerimaan keanggotaan yang tidak terbatas dari bangsawan Jawa semata, dan mengekalkan serta menguatkan agama Jawa. Bahkan Budi Utomo melalui medianya Djawa Hisworo mengangkat artikel yang menghina Rasulullah saw. Mengapa bukan Jamiat Kheir yang dijadikan tonggak sebagai pelopor kebangkitan kesadaran nasional Indonesia, yang secara faktual telah berjuang di hampir semua bidang, baik pendidikan, politik, ekonomi, dan jurnalistik. Apakah karena mereka beragama Islam dan berkewarganegaraan Timur Asing ?
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Pada masa kepemimpinan Noto Dirodjo budi utomo mengalami perkembangan yang sangat pesat karena kepemimpinannya yang sangat kuat. Berkat pengaruh noto dirodjo pengertian "tanah air indonesia" semakin melekat dan bisa diterima oleh masyarakat jawa
budi utomo
Organisasi Pergerakan Nasional Budi Utomo Menghadapi Kekuasaan Kolonial Hindia Belanda Tahun 1908
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi utomo pada saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM yang memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya. Biasanya anak sekolah tersebut menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi Oetomo). Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang organisasi jaman dulu, bukan yang STM.
Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia.
Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah Hidia Belanda sebagai mana berikut ini :
1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi.
2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.
3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera.
8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang sah karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yakni :
1. Mengalami kesulitan dinansial
2. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.
3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
Minggu, 15 Mei 2011
PUISI 1
Semalam aku bermimpi
melihat Tuhan sedang sedih
wajah Nya mendung dan muram
mata Nya sayu membendung air mata
bibir Nya terkatup rapat
geraham Nya menekan erat
Aku gelisah duduk berhadapan
ingin tahu apa yang terbeban
naif dan bodoh mengharap jawaban
melirik dan menunduk bergantian
Senyap segera menyergap
bergidik kuduk tak keruan
angin berhenti berdesir
berhenti air mengalir
hening
hanya nyanyian mentari
dan rembulan yang menari
hening
Terkesiap aku ingin melonjak
karena lutut tenggelam dan basah
oleh air mata dan darah
karena mata pedih
oleh asap dan besi yang berserpih
karena hati ku hancur
oleh tubuh yang kaku dan lebur
Aku terbangun dengan berpeluh
menggigil ngeri dan takut
Aku bermimpi
melihat Tuhan menangis
Puisi untuk Yesus
Kau pedulikan aku...
Walau seribu rebah disisiku...
Ku tetap bersyukur akan hadiratMu yang luar biasa...
Kini ku menyembah...
Memuliakan,namaMu yang kudus dan tak bercela...
Di dalam namaMu, tak ada yang mustahil...
Cahaya terang menyambutku....
Tuk membawa korban dan puji-pujian kepadaMu...
Engakau utusanNya yang berkenan dihadapanNya...
Hanya melaluiMulah ku dapat memasuki pesta RajaKu...
Hanya hati Hineni yang bisa Kau terima...
Karena Kau membeli kami dengan tumpahan darah tak bercela....
Sekarang Tuhan,,, 12 Gerbang sudah terbuka bagi kami...
Jarahan besar ditangan kami Tuhan tuk muliakan selalu namaMu.....
Tuhan... Tuhan... Tuhan...
Kau dahsyat....
Kau Jehovah mulia....
Kau Jehovah Rapha....
Kau Elohim.....
Kau Jehovah Jireh....
Kau Jehovah Nissi....
Oh my Lord Jesus.....
You're my all in all.....
We Need your River!!!
Jesus... Jesus.... Jesus.....
We trust in You...
We belive in You....
We love You Elohim....
Jesus... Bless us!!
Bless us in the name of Jesus Christ!!
Amen! Amen! Amen!!
Haleluya!!!!!!
Kesaksian Jim Caviezel pemeran Yesus dalam The Passion of the Christ.
"Tuhan Ampunilah Mereka, karena Mereka Tidak Tahu Apa yang Mereka Perbuat"
JBU and JLU..... :)
Insyaflah!
Pada kali ini saya akan menerangkan bahwa mengapa kita harus insyaf...
Selama kita bersama atau ikut Tuhan , semua yang kita kerjakan itu adalah buah tanganNya! Dan Ia berhak menentukan hak-hak kerajaan bagimu.
Pada lukas 22:28-34 tertulis bahwa:
28 | Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. | |
29 | Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, | |
30 | bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. | |
31 | Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, | |
32 | tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.'' | |
33 | Jawab Petrus: ''Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!'' | |
34 | Tetapi Yesus berkata: ''Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.'' |
Di sana tertulis bahwa petrus menyangkal bahwa ia akan setia dan rela berkorban bagi Yesus, namun Yesus menganggapnya itu suatu kesalahan. Mengapa? Karena Ia tak tahu diri, sebab Yesus dahulu mendapati Petrus dengan nama Simon yang artinya Buluh dan digantiNya menjadi Petrus yang artinya Batu Karang yang kokoh.
Namun dalam kenyataannya Petrus pada akhirnya tidak mengakui bahwa ia muridnya Yesus saat ia ditanya oleh orang-orang disekitarnya saat Yesus hendak disalibkan.
Karena ketamakan Petrus yang menganggap dirinya adalah batu karang yang benar-benar batu karang, iblis memberi cobaan gandum, pada dirinya yang dulu namanya Simon=buluh. Namun ternyata saat Tuhan Yesus menerima siksaan berat ia pura-pura tak mengenaliNya.
Anda tahu buluh pastinya kan? Buluh adalah tumbuhan liar yang tumbuh di semak-semak, dan bila dicabut akan layu serta tak berbobot.
Serta anda pastinya mengerti gandumkan? Bila ia dipanen ia di ayak atau diberi angin untuk memisahkan kulit gandum dengan gandumnya.
Nah apa yang terjadi pada buluh itu? Pastinya akan tertiup angin seutuhnya dan tidak meninggalkan apapun untuk dinikmati/dikonsumsi, nah itulah yang disebut ketamakan serta kesombongan.
Janganlah anda sombong akan apa yang anda raih saat ini! Karena itu semua Tuhan yang melakukan! Kita hanya pekerjaNya! Ingat, di dalam diri kita itu masih ada ke-simonan sama seperti Petrus.
1 | Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. | |
2 | Berkatalah Sarai kepada Abram: ''Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.'' Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. | |
3 | Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. | |
4 | Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. | |
5 | Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: ''Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.'' | |
6 | Kata Abram kepada Sarai: ''Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.'' Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. | |
7 | Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. | |
8 | Katanya: ''Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?'' Jawabnya: ''Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.'' | |
9 | Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ''Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.'' | |
10 | Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ''Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.'' | |
11 | Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ''Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. |
Ayat 6 = Sarai menindas hagar karena hagar tidak tahu diri
Ayat 8 = Katanya: ''Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?'' Jawabnya: ''Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.'' Nah disitu ada unsur keinsyafan hagar yang ditujukan kepada Tuhan yaitu saat Hagar berkata bahwa Ia meninggalkan nyonyaku.
Orang yang insyaf nantinya akan diselamatkan, namun orang yang tak tahu diri akan kecewa karena tak akan memperoleh keselamatan dari padaNya.
Yesaya 26:12 mengatakan: "Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami"
maka dari itu kamu sebagai manusia janganlah sombong akan segala sesuatu! Jangan sombong hai orang kaya! Karena kamu hanya menjadi bendaharaNya.
1 Korintus 15:9: Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Pada waktu itu ia mengataka ia paling rendah diantara para rasul namun pada 5th berikutnya ia :Efesus 3:8 mengatakan "Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,"
Namun pada Timotius 1:15, ia mengatakan bahwa ia paling hina dari semua umat kristen.
Makin lama kita ikut Tuhan Yesus, makin banyak kita mengetahui kekurangan kita dan kita akan sadar akan kekurangan kita.
Kejelekan dan kekurangan yang kita ungkapkan itu Tuhan anggap suatu kebaikan atau kebenaran.
Jadi hendaknya kita insyaf akan segala yang kita lakukan.... :)
borobudur is facing to the east with a total of 1460 panels(2 meters wide each),total size of the temple walls was 2500 square meters, full of relief.the total number of panels with relief was 1212. according to investigations, the total number of buddha statue was 504 including the intact and damaged statues.the tample undergone restoration from 1905 to 1910 and the last restoration was doner in 1973 to 1983.
ever since the fist excavation most experts speculated on the exact shape of the tample. hoenig ,in his book "das from das borobudur"speculate that original form of borobudur temple had four gates and nine floors .the form of borobudur tample is similar to tamples found in cambodia. according to parmenteir the huge single stupa on top of the temple made the smaller stupas in the lower part looked drowned.stutterheim who had been studying stupas in india and other parts of asia concluded that the stup structure was an indian origin.the original purpose of stupa building was as storage of buddha gautama and other holy priests cremation ash.
accorrding to stutterheim,the overall from of borobudur temple is a combination of zigurat (middle asian pyramid) and indian stup. stutterhiem opinion was supported by the exstence of his type of form in ancient javanese literature.