foto

foto
jpg

Senin, 13 Desember 2010

Bukan Hanya Jago Teori

I Yohanes 3:18
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 141; Yohanes 18; Hagai 1-2

Menjadi seorang lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia adalah sebuah kebanggaan tersendiri, tetapi di satu sisi hal ini juga memberikan beban yang besar bagi saya. Sindiran yang sering dialamatkan kepada sarjana-sarjana di Indonesia sebagai orang yang tahu teori saja jujur sempat membuat kepercayaan diri saya jatuh ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Namun Puji Tuhan, oleh karena anugerah-Nya hal itu tidak berlangsung lama.

Lewat proses doa dan terus memperkatakan kata-kata berkat kepada diri saya sendiri, rasa minder saya mulai berangsur-angsur hilang. Saya yang tadinya takut untuk menggunakan keilmuan yang saya dapatkan bertahun-tahun di Universitas akhirnya saya gunakan untuk membantu lingkungan sekitar saya. Sungguh ajaib karya Tuhan, cap “hanya jago teori” dari lingkungan sekitar yang semestinya akan diberikan kepada saya tidak jadi dilakukan karena saya dapat membawa perubahan untuk lingkungan dimana saya berada saat ini.

Allah rindu setiap anak-anak-Nya di muka bumi ini menjadi anak-anak-Nya yang tidak hanya pandai dalam menghafal atau mengucapkan firman-Nya, tetapi juga tahu bagaimana mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dia tahu bahwa orang-orang dunia tidak akan bisa datang kepada-Nya jika umat-Nya yang ada di bumi tidak menjadi kesaksian hidup yang benar kepada mereka.

Bagaimana penilaian orang-orang sekitar tentang Anda selama ini? Apakah mereka melihat Kristus di dalam hidup Anda? Melakukan firman Tuhan bukanlah sebuah paksaan, tetapi jika Anda mengaku sebagai anak-anak-Nya maka Anda pasti melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Orang yang benar-benar mengasihi Tuhan selalu dapat dilihat dari perkataan dan perbuatannya.

3 Kata Ajaib

Sumber: http://renungan-harian-kita.blogspot.com/2010/03/3-kata-ajaib.html
Di zaman modern ini sudah banyak orang yang sudah melupakan 3 kata ajaib ini, padahal 3 kata ajaib ini mampu menjadi jembatan dan membuka jalur komunikasi yang telah tertutup selama ini. TIDAK PERCAYA ?? AYO KITA BUKTIKAN !!

3 kata ajaib itu adalah: MAAF, TOLONG, TERIMA KASIH

MAAF

MATIUS 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”

Memaafkan mengandung 4 macam arti : berdamai, melepaskan, mengampuni dan melupakan.
a. BERDAMAI
Ketika kita memaafkan seseorang atau meminta maaf atau kesalahan kita, sebenarnya kita sedang menaikkan bendera putih, meruntuhkan tembok pemisah dan membangun jembatan penghubung untuk memperdamaikan kedua belah pihak.

b. MELEPASKAN
Ketika kita menyakiti seseorang atau disakiti orang lain baik melalui perbuatan/perkataan , kita sebenarnya sedang menciptakan sebuah ikatan atau belenggu yang mengikatkan diri kalian berdua (si pembuat dan korban). Dan ketika kita memilih untuk tidak mengampuni dan melepaskan pengampunan, kita sedang mengikatkan diri dengan orang itu, dan otomatis persatuan terjadi yaitu persatuan dosa. Kita akan menjadi sama dengan orang yang terikat pada kita baik si pelaku dan korban. Permintaan maaf dengan disertai pengampunan akan membuka belenggu-belenggu dosa dan memberikan kemerdekaan yang seutuhnya.

c. MENGAMPUNI
Ketika kita mengampuni sebenarnya kita sedang mematikan “sengat” yang ditimbulkan akibat luka-luka oleh perkataan atau perbuatan. Apa yang ditimbulkan akibat dari perbuatan orang itu memang tidak dapat dilupakan, namun kenangan akan perbuatan itu sudah tidak berpengaruh terhadap diri kita lagi. Kita akan memiliki cara pandang yang baru dalam menilai masalah itu, dan ketika menceritakannya kepada orang lain, kita tidak merasa sakit hati lagi karena kita menjadi manusia yang berbeda.


TOLONG

Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganl ah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus


TUHAN menciptakan manusia sebagai mahluk social dan hidup dalam satu komunitas yang membutuhkan dan ada ketergantungan satu sama lain. Tidak ada manusia super di muka bumi ini, dan TUHAN memakai orang lain untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan kita sebagai manusia.

Hidup tolong menolong menggambarkan sikap saling mengasihi dan peduli akan orang lain.

Banyak orang merasa takut melakukan hal ini, karena takut diperalat dan takut gengsinya turun. Menolong orang lain dan meminta pertolongan orang lain tidak akan menjatuhkan harga diri kita, malahan akan semakin meningkatkan harga diri kita karena kita akan dinilai sebagai orang yang rendah hati dan bermurah hati. Dan itulah yang TUHAN ingin kita lakukan sebagai anak-anak-NYA.


TERIMA KASIH

1 TESALONIKA 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

TERIMA KASIH menunjukkan 2 macam arti : Mengucap syukur, penghormatan dan penghargaan

a. MENGUCAP SYUKUR
Mengucap syukur adalah tanda kita berterima kasih atas pertolongan dan keterlibatan TUHAN secara adikodrati di dalam hidup kita.

b. PENGHORMATAN DAN PENGHARGAAN
Ketika kita menempatkan seseorang di atas kita, misal : pasangan, pemimpin, ketua. Respon kita kepada mereka akan berbeda dibandingkan dengan respon kita kepada orang yang dibawah kita, misal pembantu. Ketika orang-orang yang di atas kita memberikan pertolongan/ bantuan, dengan mudah kita memberikan ucapan terima kasih berkali-kali bahkan sampai membungkukkan badan. Tapi bandingkan takkala pembantu atau bawahan kita yang melakukannya, sangat jarang kita mendengar ucapan terima kasih ini.

FIRMAN TUHAN katakan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, siapa pun dia entah dia pembantu, tukang sampah, bahkan gelandangan sekalipun, ketika mereka memberikan pertolongan atau bantuan sudah menjadi tugas kita untuk berterima kasih. Dengan kita melakukan hal ini, itu berarti kita telah menghargai dan menghormati mereka sebagai ciptaan TUHAN.

Mari kita praktekkan 3 kata ajaib ini dalam keseharian kita. Dan anda akan melihat, dunia menjadi lebih indah dari sebelumnya.

Letter From Jesus Christ to Us



As you well know, we are getting closer to my birthday. Every year there is a celebration in my honor and I think that this year the celebration will be repeated.


During this time there are many people shopping for gifts, there are many radio announcements, TV commercials, and in every part of the world everyone is talking that my birthday is getting closer and closer. It is really very nice to know, that at least once a year, some people think of me. As you know, the celebration of my birthday began many years ago. At first people seemed to understand and be thankful of all that I did for them, but in these times, no one seems to know the reason for the celebration. Family and friends get together and have a lot of fun, but they don't know the meaning of the celebration. I remember that last year there was a great feast in my honor. The dinner table was full of delicious foods, pastries, fruits, assorted nuts and chocolates. The decorations were exquisite and there were many, many beautifully wrapped gifts.

But, do you want to know something? I wasn't invited.

I was the guest of honor and they didn't remember to send me an invitation. The party was for me, but when that great day came, I was left outside, they closed the door in my face .. and I wanted to be with them and share their table. In truth, that didn't surprise me because in the last few years all close their doors to me. Since I wasn't invited, I decided to enter the party without making any noise. I went in and stood in a corner. They were all drinking; there were some who were drunk and telling jokes and laughing at everything. They were having a grand time.

To top it all, this big fat man all dressed in red wearing a long white beard entered the room yelling Ho-Ho-Ho! He seemed drunk. He sat on the sofa and all the children ran to him, saying: "Santa Claus, Santa Claus"as if the party were in his honor!

At midnight all the people began to hug each other; I extended my arms waiting for someone to hug me and do you know no-one hugged me. Suddenly they all began to share gifts. They opened them one by one with great expectation. When all had been opened, I looked to see if, maybe, there was one for me. What would you feel if on your birthday everybody shared gifts and you did not get one?

I then understood that I was unwanted at that party and quietly left. Every year it gets worse. People only remember the gifts, the parties, to eat and drink, and nobody remembers me. I would like this Christmas that you allow me to enter into your life. I would like that you recognize the fact that almost two thousand years ago I came to this world to give my life for you, on the cross, to save you.

Today, I only want that you believe this with all your heart. I want to share something with you. As many didn't invite me to their party, I will have my own celebration, a grandiose party that no one has ever imagined, a spectacular party. I'm still making the final arrangements..

Today I am sending out many invitations and there is an invitation for you. I want to know if you wish to attend and I will make a reservation for you and write your name with golden letters in my great guest book. Only those on the guest list will be invited to the party. Those who don't answer the invite, will be left outside. Be prepared because when all is ready you will be part of my great party.

See you soon. I Love you!

Jesus
Share this message with your loved ones, before Christmas

Sunat Menurut Yahudi

Hukum ritual yang dianggap sangat penting bagi umat Israel di samping tentang binatang yang halal dan yang haram untuk dimakan, serta hukum mengenai Hari Sabat, adalah hukum mengenai khitan atau sunat. Taurat mengatakan demikian:

” Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki … pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu” (Imamat 12:2-3).

“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:…Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dengan engkau.. Dari pihak-Ku inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak…kepada keturunanmu akan kuberikan negeri ini…yakni seluruh tanah Kanaan; dan Aku akan menjadi Allah mereka. Dari pihakmu engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu; yaitu SETIAP LAKI-LAKI DI ANTARAMU HARUS DISUNAT, haruslah DIKERAT KULIT KHATANMU dan itulah menjadi TANDA PERJANJIAN antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat….” ( Kejadian 17: 1-12)

Ayat-ayat di atas menjelaskan tentang Perjanjian yang saling mengikat; yaitu dari pihak Allah inilah yang harus digenapi:

1. ”engkau beranak cucu sangat banyak”
2. “akan kuberikan negeri ini…yakni seluruh tanah Kanaan”
3. ”Aku akan menjadi Allah mereka”

Sedangkan, agar janji Allah itu menjadi realita, maka Abraham dan keturunannya diperintah untuk menjalankan:

1.” SETIAP LAKI-LAKI DIANTARAMU HARUS DISUNAT”
yaitu dengan “ DIKERAT KULIT KHATANMU”
2. Ini harus dilaksanakan ketika”BERUMUR 8 HARI”
3. Dan sunat ini berfungsi sebagai”TANDA PERJANJIAN”

Isi pokok Perjanjian Allah kepada Abraham itu adalah mengenai: keturunan. Abraham dipilih Allah agar bangsa Perjanjian akan dilahirkan, dan juga akan memiliki keturunan dimana-mana raja-raja besar akan muncul. Oleh karena janji itu menyangkut keturunan, maka ketika keturunan itu nanti sudah muncul suatu tempat tinggal akan mereka perlukan. Oleh karenanya Allah menjanjikan tanah Kanaan sebagai milik mereka. Karena keturunan itu adalah keturunan terjanji, maka mereka akan memiliki Allah, yaitu Yehuwah/Yahweh/YHWH sebagai satu-satunya sesembahan mereka.

Suatu keturunan akan lahir di dunia hanya melalui bersatunya dua buah alat kelamin yang berlainan jenis yang menyebabkan terjadinya kehamilan dan kelahiran. Dalam hal Abraham, keturunan ini akan berbeda dengan keturunan-keturunan bangsa di sekitarnya yang menyembah berhala, karena keturunannya itu akan merupakan keturunan Perjanjian. Dengan Yehuwah/ Yahweh/YHWH sebagai satu-satunya Allah yang benar yang akan menjadi sesembahan dan tumpuan iman mereka. Karena alat-kelamin itulah sarana kehamilan dan lahirnya keturunan Terjanji tadi, maka alat yang menjadi sarana asal-usul terjadinya keturunan itu harus diberi tanda, yaitu SUNAT.

Allah bersabda:

“Haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.” (Kejadian 17:11).

Mengenai peristiwa sunatnya Abraham itu, Alkitab mengatakan demikian:

“Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang yang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah sunat, tetapi sebelumnya. Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai materai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat” (Roma 4:9-12).

Jadi menurut para alkitab dan orang Yahudi yang percaya Tuhan Yesus, orang kristen wajib disunat. Dan hal tersebut sependapat dengan para ahli kedokteran modern karena bila kita para laki-laki disunat kita akan selalu sehat dan kita dapat beranak cucu dengan minim gangguan dari penyakit.

GBU

Miracle of Christmas

Saudara peristiwa kelahiran Yesus adalah suatu peristiwa yang besar yang ajaib yang pernah terjadi di dunia ini. Suatu peristiwa historis yang bukan saja, dicatat dalam sejarah dunia tetapi peristiwa yang mengubah kehidupan manusia disepanjang sejarah dunia ini.

Peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu itu. Mengubah kehidupan manusia secara total. Bukan saja dari segi kehidupan politis, ekonomi, social masyarakat, agama tetapi menyangkut seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Ada banyak hal yang ajaib yang spektakuler yang terjadi di dunia tetapi tidak ada satu pun yang lebih ajaib dari peristiwa yang diceritakan Alkitab tentang kelahiran Yesus.

Disisi lain peristiwa kelahiran Yesus yang diperingati setiap tahun, semakin bergeser dari esensinya yang sebenarnya. Dimana fakta dan tujuan kelahiran Yesus sudah semakin kabur.

Oleh sebab itu pada malam hari ini saya mengajak kita kembali merenungkan tentang peristiwa besar dan ajaib yg terjadi pada duaribu tahun yang lalu yang sampai saat ini setiap tahun dirayakan oleh orang Kristen.

Malam hari ini, kita coba melupakan sejenak akan suasana Natal atau dekorasi Natal yang ada saat ini, atau cara-cara perayaan-perayaan Natal yg sering kita lakukan ditahun-tahun terakhir ini. Yang semakin bergeser dari esensi sebenarnya dari peristiwa natal itu.

Mari kita melihat kembali kepada fakta sejarah peristiwa kelahiran Yesus melalui para saksi Natal 2000 tahun yang lalu:

Pertama: Secara historis, kelahiran Yesus tidak ditandai gemerlap cahaya lampu warnawarni, tarian, dan nyanyian duniawi, apalagi pesta dan sorak-sorai. Yesus lahir dalam ketidakpantasan, kesederhanaan, dan kemiskinan. Alkitab menuliskan bahwa peristiwa kelahiran Yesus sebagaimana ditulis Lukas (2:1-7) adalah keadaan yang serba darurat, melarat, dan kemiskinan .

Keadaan darurat, sebab kelahiran Yesus terjadi dalam perjalanan paksa secara politis atas perintah Kaisar Gaius Yulius Caesar Octavianus-sering disebut Kaisar Agustus-yang menjadi Kaisar Romawi pada waktu itu. Kaisar Agustus mengeluarkan perintah sensus penduduk yang secara politis erat dengan pajak yang amat menindas. Atas perintah paksa itu, Yusuf dan istrinya, Maria, harus pergi dari Nazaret di Galilea ke Betlehem di Yudea, padahal Maria sedang hamil tua. Dalam perjalanan itulah Yesus lahir.

Yesus lahir dalam keadaan melarat, kehinaan, sebab dalam perjalanan paksa itu, Yusuf dan Maria tidak mendapatkan tempat penginapan yang pantas dan layak. Maria melahirkan Yesus. Alkitab mencatat bahwa Yesus terpaksa lahir dikandang binatang. Satu tempat yang tidak pantas untuk tempat lahir sang Juruselamat, tetapi kenyataan Yesus harus terlahir disana. Ketika Yesus lahir Ia dibungkus dengan kain lampin (gombal amoh), kain yang tidak pantas untuk membungkus bayi Yesus dan dibaringkan dalam palungan, temapt yang tidak pantas untuk meletakan bayi Yesus tempat yang hanya pantas untuk tempat makanan binatang!

Ketika kita melihat keadaan kelahiran Yesus; tentunya kita berfikir.. mengapa Allah yang empunya seluruh dunia datang kedunia, dengan kehinaan dan dalam kondisi seperti demikian? Mengapa Sang Mesias tidak beri tempat yang layak untuk dilahirkan? Alkitab mengatakan dia datang kepada milik kepunyaannya tetapi mereka tidak menerima dia, milik kepunyaannya tidak mengenal dia.

Kedua: Yesus lahir dari anak darah Maria.

Ini adalah suatu peristiwa yang tidak lazim terjadi, karena tidak ada satupun manusia lahir tanpa hubungan laki-laki dan perempuan. Peristiwa ini adalah suatu peristiwa yang ajaib dan supranatural. Yang sebelumnya tidak pernah terfikir bagi Maria. Oleh sebab itu mulanya ia begitu heran dan tidak percaya ketika Malaikat Gabriel memberitahukan akan perihal kelahiran Yesus melalui kandungannya.

Ini adalah tugas yang begitu berat yang akan diemban oleh MAria karena Tuhan akan meminjam tubuhnya untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus yang tidak berdosa. Ketika mendengar bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, segera muncul reaksi Maria yang spontan: Wah, apa kata masyarakat, tetangga, anggota-anggota keluarganya bahkan tunangannya sendiri terhadap dirinya? Apalagi ada suatu ketentuan dalam hukum Musa bahwa barangsiapa yang berbuat zinah, dia akan dirajam dengan batu sampai mati.

Penyelewengan seksuil adalah suatu pelanggaran yang amat berat dan tak dapat diampuni pada masa itu. Maka tidak heran, Maria bereaksi: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Akan tetapi, malaikat Tuhan segera meyakinkan Maria dan berkata: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”

Ditengah-tengah ketidakmengertian Maria, dia hanya menjawab: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Jawaban Maria diatas menunjukkan betapa dia taat kepada Tuhan.

Maria dengan segenap hati mentaati Tuhan, menjalankan tugas panggilan suci, meski konsekwensi dari ketaatan itu dapat mendatangkan kerugian yang amat besar bagi dirinya. Tapi dia rela menjalaninya. Keberanian dan kekuatan untuk memikul semua konsekwensi ini memerlukan kasih karunia dari Tuhan. Untuk itu Maria telah memperolehnya. Ini seperti yang diucapkan oleh malaikat Tuhan kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan” (Lukas 1:30).

Keajaiban Natal adalah ketika manusia memikirkan tidak mungkin tetapi Allah menjadikan itu mungkin. Keajaiban Natal ada pada seorang perawan yang melahirkan seorang bayi suci. Kajaiban Natal ada kepada ketaatan seseorang dalam menjalankan perintah Tuhan.

Ketiga: Saksi kelahiran Yesus: PARA GEMBALA. (Lukas 2:8-20)

Para gembala adalah orang-orang sederhana yang bergumul dalam keseharian hidup. Israel sedang dijajah Romawi saat itu, dan kehidupan mereka tentu sangat sukar. Dari status ekonomi, mereka hidup cukup untuk sehari demi sehari, dari status keagamaan mereka bukan orang-orang yang “religius” terhormat di mata manusia seperti orang-orang Farisi. Dari status social mereka adalah orang yang terpinggir.

Allah memilih mereka dan mengutus malaikat-malaikat untuk menyanyikan paduan suara termegah – yang jauh lebih megah daripada Cantata Christmas– yang menyanyikan: “ Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.”

Ada apa di balik pesan itu:

Siapapun kita, walau kita sederhana di mata manusia, Allah berkenan menyatakan kemuliaanNya dalam hidup kita. Allah tidak mengutus malaikatNya datang ke Bait Allah kepada orang-orang Farisi yang merasa “sok rohani”. Melainkan kepada para gembala. Merekalah yg pertama-tama menemui bayi Yesus yang suci, Allah memilih orang-orang yang sederhana dalam pandangan masyarakat luas.

Damai sejahtera dijanjikan kepada para gembala . Dan damai sejahtera itu juga akan diberikan bagi kita karena Yesus datang bagi kita semua.

Inilah keajaiban Natal yaitu Yesus yang adalah Raja dunia datang dengan segala kesederhanaan. Yesus datang kepada orang-orang yang dianggap rendah didalam masyarakat, orang-orang yang tersingkirkan. Ia memperhatikan orang-orang yang lemah. Dan ia memberikan damai sejahtera bagi setiap orang yang datang dan mencarinya.

Keempat : Orang Majus dari timur

Alkitab tidak mencatat secara rinci, asal muasal orang majus tersebut, tetapi setidaknya mereka adalah saksi yang dipilih Allah, untuk pertama kali datang mengunjungi, melihat langsung dan bahkan menyembah Yesus untuk pertama kali sejak Yesus lahir.

Kedatangan mereka ke Betlehem, semata-mata karena mereka sedang menanti-nantikan seorang Raja. Dengan harapan yang besar mereka melangka mengembara menuju tanah yang asing bagi mereka, sampai mereka bertemu dengan Yesus. Mereka rela meninggalkan keluarga, negrinya meninggalkan segala sesuatu yang dimilikinya demi menemui seorang raja .

Dalam perjalanan mereka, mereka dituntun oleh bintang timur sampai mereka bertemu dengan bayi Yesus.

Orang majus adalah orang yang tidak percaya Tuhan, tetapi mereka yang pertama-tama diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memberikan persembahan dan menyembah kepada Yesus.

Keajaiban Natal adalah ketika Allah berkenan untuk memimpin kita untuk datang menyembah kepadanya.

Keajaiban Natal: Keajaiban Natal tidak semata-mata apa yang telah saya sampaikan diatas. Kondisi ketika Yesus lahir? Proses bagaimana Yesus lahir? BUkan…..

Tetapi mengapa Yesus lahir ke dunia? Mengapa Yesus yang adalah Tuhan menjadi manusia? Ini adalah suatu keajaiban terbesar dari kelahiran Yesus.

Keajaiban Natal yang terbesar yang pertama:

  1. ALLAH BERINISIATIF UNTUK DATANG KE DUNIA (Yohanes 3:16)

Hubungan kita dengan Allah yg semula sgt harmonis dirusakan oleh dosa satu org yaitu Adam. Hubungan itu tdk dpt dipulihkan kembali tanpa Yesus datang kedunia. Allah datang ke dunia inilah keajaiban dari Natal.

Yesus yang adalah Tuhan mau merendahkan diri menjadi sama dengan manusia, semua dilakukan agar hubungan kita dengan Allah kembali dipulihkan.

Siapakah saya dan siapakah saudara sehingga Yesus mau datang mengambil rupa seorang manusia untuk datang kedunia? Siapakah kita sehingga Yesus mau datang ke dunia untuk menderita dan mati dikayu Salib? Kita adalah orang berdosa, tetapi kasih dan kemurahan Tuhan, ia mau datang kedunia untuk menebus dosa kita.

Oleh kasih dan kemurahan Tuhan, Ia mengutus anak_Nya Yesus Kristus untuk datang menebus dosa manusia, melalui kematiannya diatas kayu salib.

  1. Keajaiban Natal terletak pada ketidaklayakan kita untuk menerima anugerah keselamatan.

Keberdosaan kita menyebabkan kita tidak layak untuk menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Kita telah berdosa dan seharusnya kitalah yg menanggung segala hukuman dosa itu. Tetapi Allah dengan segala kerelaannya dan dengan kasihnya; mau mengangkat kita dari Lumpur dosa. Kita sebenarnya tidak layak tetapi ia melayakan kita untuk menerima anugerah keselamtan dari Yesus.

Siapa saya dan saudara sehingga ia mau melayakan kita, memilih kita untuk diselamatkan. Siapakah kita sehingga Yesus mau datang dalam rupa seorang manusia? Siapakah kita sehingga Yesus harus relah menderita di dunia ini? Siapakah kita sehingga Yesus harus mati dikayu salib?

Esensi dari keajaiban Natal bukan pada peristiwa bagaimana Yesus lahir ke dunia , bukan pada perayaan-perayaan tetapi kepada hal yang lebih besar lagi, yaitu kepada misi Yesus yaitu menyelamatkan manusia yang berdosa. Menyelamatkan saudara dan saya. Oleh sebab itu keajaiban natal terletak kepada ketidaklayakan kita menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Amin

Mewujudkan Nilai Kristiani dalam Hidup Kita

1.Memiliki Tujuan Hidup yang Benar dan Baik
Segala sesuatu memiliki tujuan dalam kebenaran, artib sebuah hidup adalah sebuah pertanyaan yang harus dipertanyakan pada diri sendiri. Masalah tujuan hidup yang fatal bila tujuan hidup tersebut tidak digumulkan kepada Tuhan dan tujuan tersebut tidak dipercakapkan dengan Tuhan. Yang harus dipegang erat oleh orang percaya adalah ketika ia ingin merumuskan tujuan hidupnya harus ditanyajawabkan dengan Tuhan Yesus.
Salah satu cara mempertanyakan Tujuan hidup kepada Tuhan adalah menyadari karunia-karunia(Taenta) yang diberikan Tuhan kepada kita dan mempergunakan talenta itu dengan baik.
Manusia harus berkarya dan mengaktualisasikan semua potensi diri yang mereka miliki,dimanapun mereka berada. Manusia diberi tugas untuk membangun kehidupan menjadi lebih bermakna dalam pemahaman yang baik dan benar. (Ulangan 6:18)
Yang dimaksud Benar yaitu apapun karya manusia harus sesuai kehendak,kebenaran, dan rencana Tuhan. (Yohanes 3:20-21)
Yang dimaksud Baik adalah apapun karya manusia harus menciptakan harmonisasi kehidupan alam semesta,kehidupan lingkungan, dan kehidupan dunia manusia. (Kejadian 1)
Taat asas dan tepat guna menempatkan manusia untuk memuji,memuliakan,dan menikmati hidup dengan Tuhan. Hidup bersama dengan Tuhan erat kaitannya dengan hidup bersama sesama manusia. (1 Yohanes 4:20)

2.Memiliki Kebebasan yang Bertanggung Jawb
Hak yang diberikan Allah kepada manusia adalah kebebasan. Kebebasan memilih,kebebasan mengambil keputusan dan kebebasan menentukan.(Kejadian 2:16-17)
dalam Kejadian 2:16-17 menerangkan bahwa kebebasan manusia telah disalah gunakan sehingga jatuh kedalam dosa.
Manusia betul-betul bebas namun ia harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya yang dilakukan dengan bebas sesuai kebenaran dan kehendak Tuhan Yesus.
Manusia menjadi makhluk tidak bebas ketika iamelawan Allah. Dengan perlawanannya manusia dihadapkan dengan dosa dan hukuman atas dosa tersebut. Sebab Daosa adalah Maut.(Roma 6:23).

3.Berfikir Positif
Manfaatnya yaitu kita dapat menjalin hubungan dengan harmonis dengan sesama.
Cara Berfikir Positif:
1.Bersikap Tenang
2.Buang kepahitan masa lalu
3.Cari sisi baik dan memperbaiki sisi yang buruk
-> Dalam sesi ini kita harus bisa mengambil keputusan (Roma 12:2)
4.Memandang kesulitan sebagai tantangan dan peluang
-> Agar kita lebih tegar dan kuat menghadapi tantangan.

Berkat Bagi Yang Memilih Jalan Tuhan


TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.” Ulangan 13.4

Sejak manusia diciptakan, iblis berusaha untuk menipu manusia agar jatuh ke dalam dosa dan kehilangan berkat yang Tuhan sediakan. Hal itu berlangsung terus hingga sekarang, dan tidak akan berhenti hingga waktunya bagi si iblis telah habis. Iblis begitu berpengalaman dalam hal menipu manusia. Dia mempunyai pengalaman ribuan tahun, sehingga jika kita tidak berpegang teguh kepada FirmanNya, maka kita akan dengan mudah terperangkap oleh tipu muslihat si iblis.

Banyak sekali cara yang dapat digunakan oleh iblis untuk mengecoh kita, yaitu melalui kenikmatan harta yang berlimpah-limpah, kenyamanan atas posisi atau jabatan tertentu, pengakuan oleh orang banyak, dan masih banyak lagi tawaran-tawaran yang membuat kita berkompromi dengan dosa. Si iblis selalu menawarkan jalan pintas bagi kita untuk memperoleh semuanya itu, tetapi pada akhirnya kita akan terjerat dengan perangkapnya yang membawa kepada maut.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan Allah yang kita sembah bukanlah Tuhan yang tidak sanggup membuat kita diberkati dengan segala kelimpahan baik secara rohani maupun jasmani. Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus, sanggup memberikan semua berkat sorgawi bagi kita yang setia kepadaNya.

Mungkin kita tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan. Tetapi Tuhan tidak berdiam begitu saja atas semua penderitaan yang kita alami. Dia akan memberikan jalan keluar bagi kita tepat pada waktunya. Dia telah merancang rencana yang indah bagi hidup kita.

Jika kita memilih untuk mencari jalan pintas atas masalah atau kemauan kita yang ingin cepat kaya, cepat dapat posisi atau jabatan, ingin cepat lepas dari kesusahan, dan kita menghalalkan cara-cara yang kotor di hadapan Tuhan; maka kita akan kehilangan rencana yang indah yang telah Tuhan sediakan bagi kita.

Sayang sekali jika kita mengorbankan semuanya itu hanya untuk kenikmatan sesaat, tetapi berujung kepada maut. Awalnya mungkin tidak kita sadari, tetapi itulah siasat iblis dalam menipu dan menjerat kita, sehingga pada akhirnya kita kehilangan berkat dari Tuhan.

.
*courtesy of PelitaHidup.com
Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak kehilangan rencana Tuhan yang indah?

1. “TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia

Dari awal kita harus menentukan sikap dan pilihan, bahwa kita memilih untuk mengikut Tuhan. Jika kita sudah menentukan sikap dari awal, maka iblis tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tentukan sikap kita, perkatakan bahwa kita mengikut Yesus, deklarasikan kepada si iblis bahwa kita memilih jalan Tuhan. Dan akui Yesus dengan hidup takut akan Dia. Jauhi dosa dan jangan kompromi dengan dosa. Tidak ada yang disebut kebohongan untuk kebaikan. Dosa kecil tetaplah dosa. Pilihan kita akan menentukan jalan hidup kita.

Pilihan akan jalan Tuhan akan membawa kita kepada rancangan damai sejahtera.
*courtesy of PelitaHidup.com
.

2. “Kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan

Iblis tidak akan berhenti mempengaruhi pikiran kita dengan segala macam hal-hal yang negatif. Jika hidup kita tidak dipenuhi dengan Firman Tuhan, maka kita akan menjadi sasaran empuk bagi iblis. Penuhi hidup kita dengan FirmanNya. Baca dan renungkan Alkitab setiap hari. Dengar dan lakukan apa yang telah kita baca. Dengan begitu Firman Tuhan akan mendominasi hidup kita, sehingga segala tipu muslihat iblis dapat dipatahkan oleh kuasa Firman Tuhan.

.

3. “Kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut

Ibadah tidak terbatas kepada kebaktian yang diadakan di gereja saja. Ibadah yang sejati adalah pola kehidupan kita seutuhnya. Ketika kita menjalani hari-hari kita dengan langkah yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, kita mengandalkan Yesus dalam memutuskan suatu hal/tindakan, kita senantiasa mengasihi sesama kita, kita tidak kompromi dengan dosa, kita membawa Yesus dalam tiap langkah hidup kita, setiap saat, kapan saja dan di manapun kita berada, maka itulah yang disebut dengan ibadah yang sejati.

Ketika kita senantiasa berpaut kepada Yesus, iblis tidak akan bisa menjerat kita, karena kita ada dalam perlindungan Tuhan.

*courtesy of PelitaHidup.com
.

Oleh karena itu, pilihlah jalan Tuhan sehingga kita akan menerima segala berkat kelimpahan yang telah disediakan bagi kita yang setia kepadaNya.

.

Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:

Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.

Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.

Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.

Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.

TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu.

Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu–di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.

TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.

TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,

dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”

Ulangan 28:1-14

Sabtu, 11 Desember 2010

"Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu YA ALLAHKU."

Johor, 07 Februari 2010

Oleh : Pdm. Wahyu Widodo


Shalom!

Tentunya kita sebagai Mempelai Perem-puan Tuhan yang menantikan kedatangan-Nya – Mempelai Pria Surga – akan berusaha untuk melakukan perbuatan yang berkenan di hati-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Terkait dengan pertumbuhan jemaat Tuhan, marilah kita memperhatikan Firman Tuhan untuk meningkatkan pemahaman kita menge-nai rahasia kehendak-Nya yang tersembunyi sejak alam semesta diciptakan sampai dinya-takan kepada kita, jemaat akhir zaman ini.

Tuhan Yesus telah datang ke dunia untuk melaksanakan kehendak Bapa dengan me-nyediakan diri-Nya menjadi kurban pendamai-an antara manusia dengan Allah Bapa. Yesus rela menyerahkan hidup-Nya untuk menebus manusia agar menjadi sidang jemaat yang sempurna tanpa cacat dan cela (Efesus 5:25-27, “…supaya dengan demikian Ia menem-patkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”) Rencana Tuhan Yesus untuk mengangkat sidang-Nya dari kekelam-an dosa dunia memerlukan jangka waktu cukup panjang karena sidang jemaat harus mengalami proses penebusan, pembenaran dan penyucian serta penyempurnaan oleh kurban-Nya tersebut.

Topik kita kali ini adalah kesungguhan dan kesanggupan Tuhan Yesus untuk mela-kukan kehendak Allah Bapa secara penuh dan utuh. Pernyataan tersebut disampaikan Yesus kepada Allah Bapa, disertai dengan sumpah demi diri-Nya sendiri untuk memberikan jaminan kepastian yang patut dipercaya (Ibrani 6:17). Jika kita menyadari dan mema-hami pengurbanan yang dilakukan Tuhan Yesus bagi sidang jemaat-Nya, hal ini mem-beri kekuatan serta memotivasi kita untuk hidup dalam prinsip iman yang benar. Pemahaman kita akan kesungguhan janji Tuhan dalam membentuk sidang-Nya mem-buat kita semakin giat dan sadar akan banyak hal yang harus dipersiapkan sehubungan dengan kedatangan-Nya.

Hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan manusia, demikian pula dengan semua kurban binatang, darah lembu ataupun domba yang dipersembahkan untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Alkitab menegaskan bahwa manusia tidak memiliki jalan keluar dari lingkaran dosa yang telah memperdayanya (Roma 3:20). Allah tidak berke-nan lagi atas semua kurban tersebut, dan memang itu hanya merupakan bayangan mengenai keselamatan – karya penebusan Allah – yang dikerjakan melalui Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan hanya diperoleh karena anugerah dari Bapa di dalam Tuhan Yesus Kristus melalui pengurbanan-Nya. Tuhan mengurbankan segenap hidup-Nya – tubuh, jiwa, kuasa, kehendak dan segala yang direncanakan maupun yang diperbuat-Nya, hanya untuk menyelamatkan sidang-Nya.

Hal itu telah direncanakan Allah sejak dahulu kala, seperti nyata dalam ayat-ayat berikut ini, “Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi. Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya— (Efesus 1:9-11).

Yesus sepenuhnya – dengan segenap hati, pikiran dan jiwa – melakukan kehendak Bapa-Nya! Artinya, kehendak Bapa menjadi prioritas utama dalam tujuan hidup Yesus; dengan kata lain Yesus tidak memiliki kehendak bebas atas diri-Nya sendiri. Bagi kita sekarang, hati, kehendak dan semua aktivitas kita harus menjadi milik Kristus seutuhnya, karena oleh darah-Nya Dia telah menebus hidup kita seutuhnya, bukan hanya menghapus atau mengampuni dosa-dosa kita saja. 1 Korintus 6:19-20 menyatakan, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan rohmu, yang kedua-duanya milik Allah!” Artinya, kita tidak lagi memiliki kehendak bebas atas diri sendiri melainkan kehendak Allah atas diri kita.

Kehendak Bapa, Anak dan Roh Kudus terhadap sidang-Nya bertujuan untuk memu-liakan Allah dalam hubungan kesatuan erat yang tidak dapat dipisahkan disebut “Tubuh Kristus” sehingga segala sesuatu yang dila-kukan sidang jemaat merupakan panggilan Tuhan atas hidupnya. Jemaat Tuhan tidak dapat menentukan kehendak sendiri berkait-an dengan keselamatan hidupnya. Nyata bahwa sidang jemaat hanya mempunyai satu kehendak di dalam Tuhan Yesus Kristus dengan senantiasa mengagungkan dan memuliakan Allah Bapa.

Rasul Paulus menunjukkan hierarki dan otoritas yang harus diwujudkan demi terben-tuknya kesatuan tubuh Kristus (1 Korintus 11:3, “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”). Dalam hal ini gereja Tuhan – kita semua – harus masuk dalam sistemnya supaya mengalami sukacita besar dan iman kita senantiasa dibangun oleh kuasa Roh Kudus sehingga perjalanan hidup kita tidak terombang-ambing oleh pelbagai ajaran yang tidak berfokus kepada Yesus Kristus, Mem-pelai Pria Surga.

Surat 1 Korintus 1:22 mengungkapkan bahwa orang-orang Yahudi menghendaki tanda – mujizat – dan orang-orang Yunani menghendaki hikmat, tetapi sesungguhnya tanda maupun hikmat ada dalam kuasa salib Kristus. Kita harus mengakui dengan jujur bahwa sering kali kita hanya melihat besarnya mujizat atau keajaiban berdasarkan apa yang tampak dan dilihat oleh pancaindra kita. Padahal mujizat atau keajaiban sesung-guhnya adalah kuasa Allah di dalam Firman-Nya yang bekerja dalam hidup kita untuk memberikan kemampuan – keubahan agar masuk dalam kehendak-Nya berdasarkan prinsip iman yang benar.

Melalui kuasa-Nya yang melimpah, Yesus mampu memberikan pertolongan untuk memenuhi kebutuhan seluruh aspek kehidupan manusia. Mari kita perhatikan dua mujizat berikut yang telah dikerjakan Tuhan Yesus berkaitan dengan iman orang yang bersangkutan.

1. Kualitas Iman Seorang Perempuan (Matius 9:20-21)

Seorang perempuan – menggambarkan gereja Tuhan – memberikan pernyataan iman dalam hati mengenai kuasa Tuhan Yesus demikian, ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Di sini kita melihat betapa melimpahnya kuasa yang ada pada tubuh Tuhan Yesus hingga meliputi jubah-Nya. Sementara itu perempuan yang membu-tuhkan kesembuhan berinisiatif untuk men-jamah jubah Tuhan Yesus sehingga terjadilah mujizat kesembuhan luar biasa oleh kuasa yang keluar dari tubuh Tuhan. Tuhan Yesus dalam kesungguhan-Nya melakukan ke-hendak Bapa memperoleh kuasa dari Bapa dalam diri-Nya untuk menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Sekarang kita perhatikan dari sTetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata : ”Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat ituisi perem-puan tersebut. Matius 9:22 menuliskan, “ sembuhlah perempuan itu.” Apakah perempuan yang mengalami mujizat kesembuhan sudah mem-peroleh segalanya melalui kuasa yang keluar dari diri Tuhan Yesus? Apakah iman perem-puan ini sudah memadai untuk menghadapi berbagai macam masalah zaman sekarang? Belum, iman perempuan ini perlu mengalami peningkatan kualitas. Imannya tidak boleh hanya terarah pada pemenuhan kebutuhan tubuh jasmani saja yang bersifat terbatas tetapi harus memiliki prinsip dasar iman yang berpusat pada pribadi Kristus saja. Dengan kualitas hidup rohani yang meningkat seperti itu, kita mampu menghadapi berbagai macam masalah.

Saat segala sesuatu berjalan baik – berkecukupan dan sehat, dapat beribadah, dapat mencari dan menikmati segala yang baik – sering kali kita berpikir bahwa Tuhan memberkati kita. Itu benar, tetapi kita lupa akan tujuan hidup sebenarnya yaitu memperoleh keselamatan yang pada hakikatnya adalah kesatuan di dalam Kristus, bukan karena kita mempersembahkan harta atau sesuatu yang baik. Mungkin di antara kita ada dalam masalah atau pergumulan, kiranya kuasa Allah di dalam kita menguatkan dan menghibur kita. Banyak hamba Tuhan
mengalami penderitaan luar biasa,
mereka tidak mengeluh tetapi mengucap syukur. Mengapa demikian? Bagi mereka penderitaan bukan akhir dari segalanya karena mereka memiliki tujuan yang lebih mulia yaitu hidup bersama-sama DIA. Ya, iman kita harus ditingkatkan!

Mari kita perhatikan kualitas iman seorang perwira berikut ini.

2. Kualitas Iman Seorang Perwira (Matius 8:7-10)

Perwira tersebut memohon kesembuhan dari Tuhan Yesus bagi hambanya dengan berkata, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Bagaimana tang-gapan Tuhan Yesus? Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.”

Dalam kisah ini Tuhan menunjukkan kualitas iman seorang perwira Romawi yang telah membuktikan imannya – dikaitkan dengan struktur kuasa pemerintahan berbentuk hierarki (bandingkan dengan 1 Korintus 11:3 yang sudah dijelaskan di atas). Perwira tersebut menyatakan dua permohon-an: (1) Sepatah kata saja dari Firman Tuhan; (2) Hambanya akan sembuh. Dan faktanya adalah terwujudnya otoritas kuasa Tuhan oleh Firman-Nya. Keajaiban yang luar biasa! Prinsip dasar keselamatan yang dilakukan Tuhan Yesus: Bapa berkehendak à Yesus Kristus melakukan kehendak Bapa-Nya à Perwira itu melakukan kehendak Yesus à terjadi mujizat kesembuhan bagi hambanya.

Terlihat perbedaan kualitas iman yang ada dalam diri seorang perempuan yang sakit pendarahan dengan iman yang ada dalam diri seorang perwira Romawi. Sudah waktunya gereja Tuhan menyadari serta memahami prinsip iman yang terkonsep seperti yang diajarkan Firman Tuhan supaya gereja Tuhan di akhir zaman ini benar-benar mempunyai kekuatan teguh dalam menghadapi dunia modern yang sering kali mengutamakan hal-hal sensasional, instan, mudah dan menda-tangkan kenyamanan hidup yang hanya bersifat sementara.

Tawaran dunia modern jauh dari hakikat keselamatan sejati yang ada dalam penderitaan Kristus dengan melakukan kehendak Bapa-Nya, tersalib dan menjadi kurban demi keselamatan manusia.

Hakikat keselamatan datang dari Allah pribadi dengan memberikan anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, untuk menyela-matkan kita. Ini bukan karya atau usaha manusia, bukan pula karena persembahan atau apapun yang kita perbuat. Yesus datang untuk melakukan kehendak Allah Bapa dengan membawa manusia yang sudah tercerai berai kembali kepada Allah supaya menjadi milik-Nya, menyatu dan memperoleh bagian bersama dengan DIA. Jadi, iman kita harus bertumbuh dan terkait di dalam kehendak Yesus (Ibrani 10:7, Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.")

Kebanyakan gereja Tuhan di akhir zaman ini seperti perempuan sakit pendarahan yang selalu berharap bahwa dengan imannya segala kebutuhan maupun permasalahan hidupnya akan terselesaikan secara instan tanpa menyadari pentingnya proses men-dengar dan memahami serta mempersem-bahkan hidup untuk melakukan kehendak Kristus Tuhan yang sudah menggenapkan rencana kehendak Allah Bapa demi gereja-Nya.

Firman Tuhan yang sudah kita dengar dan simpan dalam hati akan memproses kehidup-an ini agar dapat mempermuliakan Tuhan Yesus. Hal ini tidak mudah dan kita harus mengalami proses-proses yang menyedihkan serta menakutkan. Mengapa? Karena di dalam kehidupan kita masih ada hal-hal tidak benar yang tidak diperkenan Tuhan dan harus dikikis habis melalui penyucian. Memang terasa tidak enak dan menyakitkan tetapi sebenarnya akan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera.

Ayub juga mengalami penderitaan luar biasa. Kasih Allah memproses kehidupannya agar Ayub menjadi teladan dalam mengha-dapi

permasalahan hidup dan menjadi berkat bagi teman-temannya. Allah berkuasa untuk mengubah kehidupan manusia dari yang tidak benar dijadikan benar, dari yang tidak suci dijadikan suci, hanya oleh kuasa darah Kristus. Kita akan dibawa untuk melihat mujizat dan keajaiban Tuhan dalam hidup kita. DIA sudah mengangkat hidup kita yang berdosa untuk menjadi satu kesatuan di dalam Tubuh-Nya. Kita menjadi erat dengan DIA sehingga kita dapat menyatukan kehen-dak kita dengan kehendak-Nya.

Selaku mempelai wanita-Nya dan sehu-bungan dengan hari kedatangan Mempelai Pria Surga, marilah kita meningkatkan pema-haman kita akan Firman Tuhan agar dapat mencapai kedewasaan iman dan pola pikir yang diwujudkan dalam pola ibadah maupun pelayanan yang terarah pada kemuliaan dan karya keselamatan Kristus sampai kita masuk dalam konsep keselamatan yang dikehendaki Tuhan.

Kiranya kasih Allah dalam Tuhan Yesus Kristus senantiasa membimbing kita masuk dalam kehendak Illahi-Nya.

Amin.

Meminta dan Diberi

Oleh: Lia Sutandio

Pada suatu hari, seorang kakak berkhayal jika seseorang memberinya sebuah mobil, maka dia berencana akan menjual mobil tersebut, lalu hasilnya akan diberikan untuk perpuluhan, kemudian dia akan membagi-bagi sisanya beberapa untuk usaha, berinvestasi, membeli rumah, untuk menikah, dan memberikan juga untuk orang tua dan saudara-saudaranya.

Dia menceritakan khayalannya itu kepada teman dekatnya dan adik-adiknya juga, sambil tertawa ringan. Demikianlah dapat diceritakan keadaan dalam keluarganya, mereka masing-masing jarang sekali dapat mempunyai waktu untuk berkumpul bersama, tetapi ketika mereka mempunyai waktu untuk bersama, maka mereka akan menggunakan waktu itu untuk bersenda gurau, saling bercerita, membicarakan dari hal-hal yang ringan sampai ke pembicaraan yang serius juga.

Seorang kakak ini kadangkala dia memang suka berkhayal, jadi khayalan tersebut di atas hanyalah salah satu khayalan yang terbaru yang masih diingatnya. Sedangkan salah seorang adiknya lebih suka menghadapi serta menjalani apa yang ada, dan bersikap santai. Tentu saja, bukan berarti sang kakak hanya hidup dalam khayalan atau angan-angannya saja.

Firman Tuhan berkata “mintalah maka engkau akan diberi”. Masing-masing pribadi, di dalam hatinya, baik itu yang diucapkannya mau pun hanya disimpan dalam hati, pasti memiliki keinginan, cita-cita, dan harapan. Bedanya, ada orang yang mengungkapkan keinginan itu kepada orang lain, contoh paling sederhana seperti seorang anak kepada orang tuanya; ada orang yang berusaha meraihnya sendiri; dan ada juga orang yang hanya menyimpannya di dalam hati, tidak berusaha menyampaikan keinginannya kepada orang lain, tetapi juga tidak berusaha untuk memperolehnya, atau berusaha tetapi tidak dengan sungguh-sungguh ingin mendapatkannya.

Setiap orang memiliki karakter dan pemikiran yang berbeda-beda. Bagi beberapa orang mungkin berkhayal adalah sesuatu hal yang tidak masuk di akal. Berkhayal seperti sekedar bermimpi seseorang memberi mobil gratis, lalu bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan kita, sedangkan waktu-waktu seperti ini, semua orang hanya memikirkan dirinya sendiri, apakah mungkin ada yang mau memberikan mobil gratis? Bukankah itu hanya buang-buang waktu saja? Alangkah lebih baiknya jika pikiran-pikiran yang penuh khayalan itu digunakan untuk memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat, misalnya saja bisnis apa yang menguntungkan.

Bagi sebagian orang lainnya lagi, berkhayal itu tidak salah, tidak berdosa, tidak merugikan orang lain, dan asyik, mereka menikmati khayalannya, seolah-olah seperti sebuah hiburan buat mereka, karena sesudahnya mungkin mereka bisa tertawa sendiri karena bagaimanapun juga mereka harus kembali kepada realitanya.

Berkhayal itu ada dua macam, yang pertama khayalan seperti seorang anak kecil, yang ingin menjadi seorang peri atau dewa, lalu tiba-tiba bisa menghilang atau bisa terbang dengan menggunakan tingkatnya dan dapat menolong semua orang yang mendapat kesulitan. Yang kedua, khayalan yang realita, seperti seseorang yang memang belum memiliki apa-apa, bercita-cita ingin memiliki sesuatu.

Khayalan yang kedua itu sebenarnya bukan sesuatu yang sia-sia, karena tanpa disadari dari kita berkhayal, bercita-cita, atau berangan-angan, yang pertama berarti kita sudah punya pengetahuan, misalnya dalam cerita tersebut di atas seorang kakak berkhayal jika dia diberi sebuah mobil, maka kakak sudah mengetahui harga mobil itu, kemudian yang kedua dia mempunyai perhitungan atau perincian seperti jika mobil tersebut laku, maka dia akan memberi perpuluhan, lalu sisanya digunakan untuk membuat suatu usaha, bisa membeli rumah seharga yang telah diketahuinya, dan dia ingin memberi beberapa bagian juga untuk saudara-saudaranya.

Tetapi kembali lagi, bahwa itu semua hanyalah sekedar khalayan, cita-cita, dan angan-angan. Realitanya, bagi seseorang yang hanya bisa berangan-angan, langkah berikutnya yang dilakukannya jika dia seorang yang rohani, maka dia akan berdoa “Tuhan tolong, saya atau kami memerlukannya tapi apa daya kami belum bisa”.

Kemudian tidak hanya cukup berdoa untuk memperoleh apa yang dicita-citakan atau diangan-angkankan, tetapi seseorang itu harus berusaha, misalnya saja dengan apa yang dia peroleh saat ini, mungkin bisa dia tabung atau ada usaha-usaha yang dia lakukan untuk benar-benar bisa memperoleh apa yang diinginkannya.

Berdasarkan dari khayalan dan Firman Tuhan yang berkata “mintalah maka engkau akan diberi” maka itu berarti selain kita berkhayal, berkeinginan, atau memiliki cita-cita, kita juga harus menaikkan permohonan itu dalam doa atau mengatakannya. Karena bagi seorang bapa yang ada di bumi, tidak akan diketahuinya bahwa anaknya membutuhkan sesuatu, sampai anaknya benar-benar memintanya. Kemudian jika dilihat anaknya bisa bertanggung jawab atas apa yang dimintanya dan bapa itu mampu memberikan apa yang diminta anaknya, maka bapa itu pasti akan memberikan apa yang diminta anaknya.

Demikian juga Bapa yang di surga. DIA lebih daripada mampu, DIA lebih daripada sekedar bisa memberikan apa yang anak-anak-Nya minta. Jika dilihat-Nya kita mempunyai hati yang tulus, bukan untuk sekedar kemewahan saja, dan dilihat-Nya memang kita membutuhkan, maka dengan cara-Nya DIA pasti akan memberikan apa yang kita impikan, angan-angankan, dan yang kita doakan.

Keilahian Yesus Kristus Dipandang Dari Sudut Mukjizat -Mukjizat-Nya

Oleh: Young Christianity

Hidup Yesus penuh mujizat sejak awal dia berada di bumi. Dia lahir dari seorang perawan (Matius 1:18,20-21), Yesus mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11), berjalan di atas air (Matius 14:25), melipat gandakan roti (Yohanes 6:11), memelekkan mata orang buta (Yohanes 9:7), membuat orang lumpuh bisa berjalan (Markus 2:1-12), mengusir setan (Markus 5:1-20), menyembuhkan berbagai penyakit (Matius 9:35), dan beberapa kali membangkitkan orang dari kematian (Matius 9:23-26;Lukas 7:11-17;Yohanes 11:38-44).

Ketika murid-murid Yohanes Pembaptis menanyakan kepada-Nya apakah Dia mesias, Yesus menjawab mujizatnya sebagai bukti bahwa Dia mesias: `Pergilah dan katakanlah kepada Yohan es apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.` (Matius 11:4,5). Mujizat-mujizat seperti ini merupakan tanda adanya persetujuan Tuhan kepada orang yang melakukan mujizat. Mujizat-mujizat ini merupakan penggenapan dari apa yang ditulis Yesaya 700 tahun sebelum Yesus lahir ke bumi: `Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.`(Yesaya 35:5,6).

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya. (Yohanes 3:1-2).

Pada waktu Yesus dibaptis, muncul suatu suara dari sorga `Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.` (Matius 3:17). Ini merupakan tanda dukungan Allah Bapa terhadap pekerjaan dan keilahian Yesus.

Mujizat adalah suatu bentuk konfirmasi/persetujuan ilahi atas suatu kebenaran/pekerjaan yang dikerjakan seseorang yang diutus Tuhan. Mujizat yang dihubungkan dengan pernyataan Yesus tentang keilahian diri-Nya, mengkonfirmasi bahwa Dia benar-benar Tuhan.