foto

foto
jpg

Sabtu, 30 Oktober 2010

gedong songo

Di Indonesia, Wimax memang belum sepopuper Wi-Fi (Wireless Fidelity). Namun sebagai salah satu negara pemegang lisensi Wimax (Worldwide Interoperability Mobile Access), Indonesia memiliki wewenang menerapkan teknologi telekomunikasi ini pada operator-operator seluler yang memiliki kesiapan baik secara infrastruktur maupun kesiapan operational-maintanance. Akses broadband nirkabel Wimax diharapkan mampu memberikan angin segar di tengah-tengah persaingan industri telekomunikasi dan kebutuhan pasar.
Sedikit Review tentang Wimax
Dalam sesi International Telecommunications Union (ITU) bulan Juni 2007, Wimax dimasukkan dalam standar IMT-2000. Standar tersebut dikenal juga sebagai standar telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) yang mencakup spektrum 2,5 hingga 2,69 Gz.
Saat ini Wimax sedang menjalani studi koeksistensi untuk memastikan statusnya sebagai salah satu teknologi 3G. Bahkan, melalui standar IMTAdvanced-nya ITU, Wimax siap menjadi teknologi 4G.

Read more...
Pemandangan Eksotis Candi Gedongsongo PDF Print E-mail
Written by teguh
Thursday, 11 February 2010 12:32



Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak peninggalan purbakala. Bahkan beberapa situs purbakala di Indonesia ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO ( lembaga PBB yang mengurusi bidang kebudayaan ). Apalagi sebagai negara yang dahulu terdiri dari banyak kerajaan, tentunya di Indonesia banyak ditemukan bukti kebesaran kerajaan-kerajaan masa lalu tersebut. Salah satu bukti sejarah yang masih dapat kita lihat adalah candi. Bangunan ini oleh nenek moyang kita pada zaman kerajaan dijadikan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa kepercayaan mereka.

Jika mendengar kata candi, mungkin ingatan kita akan langsung tertuju pada Candi Prambanan atau Candi Borobudur. Padahal masih banyak lagi candi – candi lain yang terdapat di Indonesia. Salah satunya adalah Candi Gedong Songo. Candi ini terletak di lereng Gunung Ungaran, Desa Candi Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Terletak di daerah lereng gunung, Gedong Songo menawarkan hal yang bebeda dari komplek candi yang lain seperti Prambanan dan Borobudur. Pemandangan alam yang indah dan udara khas pegunungan adalah salah satu yang membedakan Komplek Candi ini dengan Candi Prambanan dan Borobudur yang terletak di daerah dataran rendah.
Selain itu di sekitar komplek candi terdapat sumber air panas. Konon sumber air panas ini muncul bersamaan saat didirikannya Candi Gedong Songo ini yaitu pada masa Hindu Syailendra abad IX ( tahun 927 M ). Air yang keluar bersuhu hingga 90 0 C mengandung unsur belerang yang cukup tinggi,
tak heran jika aroma belerang cukup lekat tercium di komplek Candi ini. Kandungan belerang yang terdapat di sumber air panas tersebut dipercaya memilki khasiat untuk penyembuhan penyakit tertentu, misalnya dapat menyembuhkan penyakit rematik, menyembuhkan penyakit kulit dan tentu saja sangat jitu untuk menghilangkan rasa pegal pada tubuh yang lelah. Disebut Gedong Songo atau sembilan bangunan dalam bahasa Indonesia, karena memang di komplek ini terdapat sembilan buah bangunan candi. Berikut ini sedikit deskripsi dari Candi – candi yang terdapat di komplek Gedong Songo:




Candi pertama adalah sebuah bangunan menghadap ke barat. Letaknya di tempat yang paling rendah dibanding candi lainya. Candi ini terbagi atas tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap bangunan. Candi kedua terdiri dari dua bangunan, yaitu satu bangunan induk didepan sebuah candi perwara yang telah runtuh. Dari bangunan yang masih utuh dapat diketahui bahwa kaki candi dihiasi dengan relief dan pelipit – pelipit yang menonjol keluar. Candi ketiga terletak di bukit – bukit yang lebih tinggi dibanding candi pertama dan kedua. Candi ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu sebuah candi induk yang menghadap ke barat. Candi keempat hanya tinggal sebuah candi induk yang menghadap ke barat. Di sebelah kanan kiri pintu masuk candi terdapat relung – relung yang merupakan tempat arca Mahakala dan Mandiswara.




Pada dinding luar tubuh candi sebelah utara, selatan, dan timur terdapat relung – relung yang pada saat ini sudah tidak ada arcanya. Candi kelima diperkirakan dahulu terdiri dari beberapa bangunan namun sekarang hanya tinggal sebuah bangunan induk saja. Candi ini mempunyai keunikan yaitu di bagian kaki candi diisi dengan tanah, kemungkinan hal ini dimaksudkan untuk menghemat penggunaan batu pada struktur candi. Beberapa arca yang terpisah dari bangunan candi kini diamankan dan kemungkinan merupakan bagian dari candi kelima. Namun sangat disayangkan, kini hanya tinggal kelima candi tersebut saja yang masih berdiri kokoh. Candi keenam sampai kesembilan sudah tidak jelas lagi sisa – sisanya. Sebuah kerusakan yang disebabkan oleh tangan - tangan yang tidak bertanggung jawab. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk bisa melindungi setiap warisan sejarah yang menggambarkan keagungan, kearifan dan kebesaran kebudayaan nenek moyang kita.
(Sp, Dw,Gl’09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar