Saudara peristiwa kelahiran Yesus adalah suatu peristiwa yang besar yang ajaib yang pernah terjadi di dunia ini. Suatu peristiwa historis yang bukan saja, dicatat dalam sejarah dunia tetapi peristiwa yang mengubah kehidupan manusia disepanjang sejarah dunia ini.
Peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu itu. Mengubah kehidupan manusia secara total. Bukan saja dari segi kehidupan politis, ekonomi, social masyarakat, agama tetapi menyangkut seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Ada banyak hal yang ajaib yang spektakuler yang terjadi di dunia tetapi tidak ada satu pun yang lebih ajaib dari peristiwa yang diceritakan Alkitab tentang kelahiran Yesus.
Disisi lain peristiwa kelahiran Yesus yang diperingati setiap tahun, semakin bergeser dari esensinya yang sebenarnya. Dimana fakta dan tujuan kelahiran Yesus sudah semakin kabur.
Oleh sebab itu pada malam hari ini saya mengajak kita kembali merenungkan tentang peristiwa besar dan ajaib yg terjadi pada duaribu tahun yang lalu yang sampai saat ini setiap tahun dirayakan oleh orang Kristen.
Malam hari ini, kita coba melupakan sejenak akan suasana Natal atau dekorasi Natal yang ada saat ini, atau cara-cara perayaan-perayaan Natal yg sering kita lakukan ditahun-tahun terakhir ini. Yang semakin bergeser dari esensi sebenarnya dari peristiwa natal itu.
Mari kita melihat kembali kepada fakta sejarah peristiwa kelahiran Yesus melalui para saksi Natal 2000 tahun yang lalu:
Pertama: Secara historis, kelahiran Yesus tidak ditandai gemerlap cahaya lampu warnawarni, tarian, dan nyanyian duniawi, apalagi pesta dan sorak-sorai. Yesus lahir dalam ketidakpantasan, kesederhanaan, dan kemiskinan. Alkitab menuliskan bahwa peristiwa kelahiran Yesus sebagaimana ditulis Lukas (2:1-7) adalah keadaan yang serba darurat, melarat, dan kemiskinan .
Keadaan darurat, sebab kelahiran Yesus terjadi dalam perjalanan paksa secara politis atas perintah Kaisar Gaius Yulius Caesar Octavianus-sering disebut Kaisar Agustus-yang menjadi Kaisar Romawi pada waktu itu. Kaisar Agustus mengeluarkan perintah sensus penduduk yang secara politis erat dengan pajak yang amat menindas. Atas perintah paksa itu, Yusuf dan istrinya, Maria, harus pergi dari Nazaret di Galilea ke Betlehem di Yudea, padahal Maria sedang hamil tua. Dalam perjalanan itulah Yesus lahir.
Yesus lahir dalam keadaan melarat, kehinaan, sebab dalam perjalanan paksa itu, Yusuf dan Maria tidak mendapatkan tempat penginapan yang pantas dan layak. Maria melahirkan Yesus. Alkitab mencatat bahwa Yesus terpaksa lahir dikandang binatang. Satu tempat yang tidak pantas untuk tempat lahir sang Juruselamat, tetapi kenyataan Yesus harus terlahir disana. Ketika Yesus lahir Ia dibungkus dengan kain lampin (gombal amoh), kain yang tidak pantas untuk membungkus bayi Yesus dan dibaringkan dalam palungan, temapt yang tidak pantas untuk meletakan bayi Yesus tempat yang hanya pantas untuk tempat makanan binatang!
Ketika kita melihat keadaan kelahiran Yesus; tentunya kita berfikir.. mengapa Allah yang empunya seluruh dunia datang kedunia, dengan kehinaan dan dalam kondisi seperti demikian? Mengapa Sang Mesias tidak beri tempat yang layak untuk dilahirkan? Alkitab mengatakan dia datang kepada milik kepunyaannya tetapi mereka tidak menerima dia, milik kepunyaannya tidak mengenal dia.
Kedua: Yesus lahir dari anak darah Maria.
Ini adalah suatu peristiwa yang tidak lazim terjadi, karena tidak ada satupun manusia lahir tanpa hubungan laki-laki dan perempuan. Peristiwa ini adalah suatu peristiwa yang ajaib dan supranatural. Yang sebelumnya tidak pernah terfikir bagi Maria. Oleh sebab itu mulanya ia begitu heran dan tidak percaya ketika Malaikat Gabriel memberitahukan akan perihal kelahiran Yesus melalui kandungannya.
Ini adalah tugas yang begitu berat yang akan diemban oleh MAria karena Tuhan akan meminjam tubuhnya untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus yang tidak berdosa. Ketika mendengar bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, segera muncul reaksi Maria yang spontan: Wah, apa kata masyarakat, tetangga, anggota-anggota keluarganya bahkan tunangannya sendiri terhadap dirinya? Apalagi ada suatu ketentuan dalam hukum Musa bahwa barangsiapa yang berbuat zinah, dia akan dirajam dengan batu sampai mati.
Penyelewengan seksuil adalah suatu pelanggaran yang amat berat dan tak dapat diampuni pada masa itu. Maka tidak heran, Maria bereaksi: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Akan tetapi, malaikat Tuhan segera meyakinkan Maria dan berkata: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
Ditengah-tengah ketidakmengertian Maria, dia hanya menjawab: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Jawaban Maria diatas menunjukkan betapa dia taat kepada Tuhan.
Maria dengan segenap hati mentaati Tuhan, menjalankan tugas panggilan suci, meski konsekwensi dari ketaatan itu dapat mendatangkan kerugian yang amat besar bagi dirinya. Tapi dia rela menjalaninya. Keberanian dan kekuatan untuk memikul semua konsekwensi ini memerlukan kasih karunia dari Tuhan. Untuk itu Maria telah memperolehnya. Ini seperti yang diucapkan oleh malaikat Tuhan kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan” (Lukas 1:30).
Keajaiban Natal adalah ketika manusia memikirkan tidak mungkin tetapi Allah menjadikan itu mungkin. Keajaiban Natal ada pada seorang perawan yang melahirkan seorang bayi suci. Kajaiban Natal ada kepada ketaatan seseorang dalam menjalankan perintah Tuhan.
Ketiga: Saksi kelahiran Yesus: PARA GEMBALA. (Lukas 2:8-20)
Para gembala adalah orang-orang sederhana yang bergumul dalam keseharian hidup. Israel sedang dijajah Romawi saat itu, dan kehidupan mereka tentu sangat sukar. Dari status ekonomi, mereka hidup cukup untuk sehari demi sehari, dari status keagamaan mereka bukan orang-orang yang “religius” terhormat di mata manusia seperti orang-orang Farisi. Dari status social mereka adalah orang yang terpinggir.
Allah memilih mereka dan mengutus malaikat-malaikat untuk menyanyikan paduan suara termegah – yang jauh lebih megah daripada Cantata Christmas– yang menyanyikan: “ Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.”
Ada apa di balik pesan itu:
Siapapun kita, walau kita sederhana di mata manusia, Allah berkenan menyatakan kemuliaanNya dalam hidup kita. Allah tidak mengutus malaikatNya datang ke Bait Allah kepada orang-orang Farisi yang merasa “sok rohani”. Melainkan kepada para gembala. Merekalah yg pertama-tama menemui bayi Yesus yang suci, Allah memilih orang-orang yang sederhana dalam pandangan masyarakat luas.
Damai sejahtera dijanjikan kepada para gembala . Dan damai sejahtera itu juga akan diberikan bagi kita karena Yesus datang bagi kita semua.
Inilah keajaiban Natal yaitu Yesus yang adalah Raja dunia datang dengan segala kesederhanaan. Yesus datang kepada orang-orang yang dianggap rendah didalam masyarakat, orang-orang yang tersingkirkan. Ia memperhatikan orang-orang yang lemah. Dan ia memberikan damai sejahtera bagi setiap orang yang datang dan mencarinya.
Keempat : Orang Majus dari timur
Alkitab tidak mencatat secara rinci, asal muasal orang majus tersebut, tetapi setidaknya mereka adalah saksi yang dipilih Allah, untuk pertama kali datang mengunjungi, melihat langsung dan bahkan menyembah Yesus untuk pertama kali sejak Yesus lahir.
Kedatangan mereka ke Betlehem, semata-mata karena mereka sedang menanti-nantikan seorang Raja. Dengan harapan yang besar mereka melangka mengembara menuju tanah yang asing bagi mereka, sampai mereka bertemu dengan Yesus. Mereka rela meninggalkan keluarga, negrinya meninggalkan segala sesuatu yang dimilikinya demi menemui seorang raja .
Dalam perjalanan mereka, mereka dituntun oleh bintang timur sampai mereka bertemu dengan bayi Yesus.
Orang majus adalah orang yang tidak percaya Tuhan, tetapi mereka yang pertama-tama diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memberikan persembahan dan menyembah kepada Yesus.
Keajaiban Natal adalah ketika Allah berkenan untuk memimpin kita untuk datang menyembah kepadanya.
Keajaiban Natal: Keajaiban Natal tidak semata-mata apa yang telah saya sampaikan diatas. Kondisi ketika Yesus lahir? Proses bagaimana Yesus lahir? BUkan…..
Tetapi mengapa Yesus lahir ke dunia? Mengapa Yesus yang adalah Tuhan menjadi manusia? Ini adalah suatu keajaiban terbesar dari kelahiran Yesus.
Keajaiban Natal yang terbesar yang pertama:
- ALLAH BERINISIATIF UNTUK DATANG KE DUNIA (Yohanes 3:16)
Hubungan kita dengan Allah yg semula sgt harmonis dirusakan oleh dosa satu org yaitu Adam. Hubungan itu tdk dpt dipulihkan kembali tanpa Yesus datang kedunia. Allah datang ke dunia inilah keajaiban dari Natal.
Yesus yang adalah Tuhan mau merendahkan diri menjadi sama dengan manusia, semua dilakukan agar hubungan kita dengan Allah kembali dipulihkan.
Siapakah saya dan siapakah saudara sehingga Yesus mau datang mengambil rupa seorang manusia untuk datang kedunia? Siapakah kita sehingga Yesus mau datang ke dunia untuk menderita dan mati dikayu Salib? Kita adalah orang berdosa, tetapi kasih dan kemurahan Tuhan, ia mau datang kedunia untuk menebus dosa kita.
Oleh kasih dan kemurahan Tuhan, Ia mengutus anak_Nya Yesus Kristus untuk datang menebus dosa manusia, melalui kematiannya diatas kayu salib.
- Keajaiban Natal terletak pada ketidaklayakan kita untuk menerima anugerah keselamatan.
Keberdosaan kita menyebabkan kita tidak layak untuk menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Kita telah berdosa dan seharusnya kitalah yg menanggung segala hukuman dosa itu. Tetapi Allah dengan segala kerelaannya dan dengan kasihnya; mau mengangkat kita dari Lumpur dosa. Kita sebenarnya tidak layak tetapi ia melayakan kita untuk menerima anugerah keselamtan dari Yesus.
Siapa saya dan saudara sehingga ia mau melayakan kita, memilih kita untuk diselamatkan. Siapakah kita sehingga Yesus mau datang dalam rupa seorang manusia? Siapakah kita sehingga Yesus harus relah menderita di dunia ini? Siapakah kita sehingga Yesus harus mati dikayu salib?
Esensi dari keajaiban Natal bukan pada peristiwa bagaimana Yesus lahir ke dunia , bukan pada perayaan-perayaan tetapi kepada hal yang lebih besar lagi, yaitu kepada misi Yesus yaitu menyelamatkan manusia yang berdosa. Menyelamatkan saudara dan saya. Oleh sebab itu keajaiban natal terletak kepada ketidaklayakan kita menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Amin